SOLOPOS.COM - Sejumlah masakan kreasi peserta Family Cooking Contest tersaji di atas meja untuk dinilai juri di Lorin Business Resort & Spa, Karanganyar, Minggu (7/10/2012). (Foto: JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Sejumlah masakan kreasi peserta Family Cooking Contest tersaji di atas meja untuk dinilai juri di Lorin Business Resort & Spa, Karanganyar, Minggu (7/10/2012). (Foto: JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO–Ikan kakap boleh jadi dianggap sebagai salah satu ikan air tawar paling populer untuk dibuat berbagai resep sederhana. Namun dengan kreativitas para pehobi masak (bukan chef) saja, ikan-ikan ini bisa menjelma menjadi masakan dengan bermacam-macam rupa dan rasa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Itulah yang muncul saat ratusan orang dalam 73 tim berkompetisi menunjukkan kemampuan mereka untuk mengolah ikan kakap. Dalam kompetisi bertajuk Cooking Contest Family Ala Chef yang digelar di Kampoeng Ikan Lor In, Minggu (7/10/2012) ini, mereka memang diberi tantangan yang sama. Hasilnya, ikan-ikan itu muncul dalam bentuk yang berbeda, ada yang masih berbentuk utuh, dipotong-potong dan ada pula yang sama sekali tak mirip daging ikan.

Di sini muncul menu-menu baru, resep-resep baru atau setidaknya resep lama yang didaur ulang dengan beberapa variasi. Misalnya ada menu yang dijuluki Ikan Tsunami. Oleh pembuatnya, ikan kakap tampak tenggelam dalam bermacam asesoris sayur dan buah yang berbentuk mirip kapal. Namun ketiga juri yang terdiri dari Chef Lor In Agus Prasetyo, Abu Nadhif dan Intan Nurlaili dari SOLOPOS GRUP akhirnya menjatuhkan pilihan pada masakan Sri Handayani sebagai menu nomor satu.

“Ini sebenarnya makanan tradisional. Tapi bukan hanya Jawa, tapi juga campuran Sumatera,” kata Sri saat ditemui Koran O usai didaulat sebagai Juara I kompetisi memasak tersebut.

Sri menjuluki masakannya sebagai Buntil Kakap Daun Pace. Masakan Sri meraih total nilai 985 dari penilaian tentang rasa, penampilan dan kebersihannya. Buntil memang bukan masakan yang asing di telinga masyarakat Indonesia, namun Sri membuatnya tampil beda.

“Biasanya buntil itu daun singkong, ini saya pakai daun pace. Pace sendiri kan ada khasiatnya, menurunkan kolesterol,” katanya.

Penampilannya seperti buntil lainnya dengan bumbu bersantan. Penggunaan daun pace adalah hasil kreasinya sendiri dengan tujuan untuk memanfaatkan khasiatnya. Inspirasi tersebut diperoleh beberapa waktu lalu saat membaca salah satu edisi rubrik Ragam di Koran O yang membahas tentang khasiat daun pace. Saat mengetahui ada kompetisi memasak, Sri pun berniat menggabungkannya dengan ikan kakap.

Menurut Sri, sebenarnya masakan ini bisa diubah-ubah sesuai bahan dasarnya. Ikan kakap bisa diganti dengan ikan tawar lain seperti gurami dan lele, bahkan bisa pula diganti dengan daging ayam dengan bumbu yang sama.

Karang Resep Sendiri

Lain lagi dengan apa yang ditampilkan oleh Titik Handayani, peserta lainnya di kompetisi tersebut. Dia benar-benar mengolah ikan kakap di depannya sedemikian rupa sehingga tidak terlihat lagi seperti ikan. “Namanya Kakap Gulung Jamur Udang Selada Segar. Soalnya saya juga menggunakan udang dan jamur,” ujar Titik, Minggu.

Dengan menambahkan jamur, udang dan selada, masakan Titik kali ini memang tidak hanya didominasi daging ikan kakap. Ide masakan ini sebenarnya timbul dari pengalamannya menikmati wisata kuliner. Suatu hari saat jalan-jalan, dia menemukan ada menu kakap gulung. “Akhirnya di rumah saya karang sendiri resepnya, tentu dengan berbagai inovasi.”

Kakap gulung sebenarnya juga bukan masakan baru. Yang membuatnya berbeda adalah campuran jamur dan udang di samping potongan daging kakap. Perbedaan lain berasal dari kebiasaannya sendiri dalam mengolah ikan. Tidak seperti kebanyakan orang yang mengandalkan air jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis ikan, Titik memilih minyak wijen. Menurutnya ini lebih sehat dan lebih ampuh menghilangkan amis. Ide masakannya ini berbuah hasil karena juri memilihnya sebagai Juara II.

Mengarang resep sendiri juga membuahkan hasil manis bagi Tri Rakanti dalam kontes memasak kali ini. Tri mengandalkan sebuah masakan yang dinamainya sebagai Lumpia Kantong Isi Kakap dan dinobatkan sebagai Juara III. Selama ini lumpia juga dikenal luas sebagai makanan populer di dalam negeri, tapi jarang ada yang memakai daging kakap sebagai isinya.

“Suami saya kan suka lumpia. Akhirnya saya ingin berkreasi sendiri membuat lumpia kantong,” ujar Tri, Minggu.

Seringnya membuat lumpia membuat Tri fasih membuat kulit lumpia sendiri. Resep lumpia pun akhirnya dimodifikasi karena kontes memasak ini memberikan tantangan berupa ikan kakap. Jadilah lumpia yang biasanya diisi daging ayam atau sapi menjadi daging kakap.

“Initinya bikin lumpia kantong, diisi dengan kakap dan ditali dengan daun brambang (bawang merah).”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya