SOLOPOS.COM - Anggota Komunitas Guppy Soloraya memilah benih ikan Guppy di Pandawa 17 Aquatic Farm di Kepuhsari, Mojosongo, Jebres, Solo, Senin (14/9/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO  – Sekelompok anak muda membudidayakan ikan Guppy menggunakan akuarium, mika, dan terpal. Pembudidayaan itu berlokasi di Jl. Puntadewa I, Kepuhsari RT 002/RW 003 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo.

Sekitar 30 jenis ikan guppy, antara lain jenis Black Moscow, Albino Full Red, dan Albino Koi yang berusia tiga bulan atau siap jual didisplai pada akuarium. Ikan tersebut dapat hidup secara komunal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Belakangan banyak yang berminat dengan ikan air tawar berukuran mungil, yakni satu sentimeter sampai dua sentimeter tersebut. Masyarakat memburu guppy selama melakukan pembatasan sosial di rumah akibat  pandemi Covid-19.

Ikan kecil tersebut relevan dipelihara bagi mereka yang memiliki ruang terbatas. Daya tarik lain berupa aneka setrip dengan pilihan warga yang beragam dan bentuk ekor yang berbeda-beda, antara lain berbentuk bulat, kepala tombak, dan berbentuk pedang.

Dory Harsa Nikah, Penggemar Ambyar Unfollow Berjemaah 

Keistimewaan ikan ini seolah menyihir sejumlah orang untuk mengoleksinya. Sampai sekitar 50 penggemar ikan ini membentuk Komunitas Guppy Soloraya untuk menampung segala kebutuhan para anggota dengan melakukan kopi darat di Jl. Puntadewa I setiap Minggu sejak 2016.

Salah satu pengurus Komunitas Guppy Soloraya, Amirullah Syaifuddin, 28 menjelaskan awal mula ketertarikan pada ikan ini saat membeli di pasar 2013. Ia mencari informasi lebih melalui internet mengenai jenis ikan dan jatuh cinta pada ikan yang memeiliki setrip merah itu.

Warga Mojosongo tersebut membeli satu pasang secara daring dari Singapura dengan harga USD50. Lalu Amir melakukan percobaan budidaya ikan guppy sampai menjadi mata pencaharian hingga kini.

"Spesifikasi genetiknya jelas. Mengurus induknya mudah dan merupakan ikan komunal. Enggak berantem dan enggak butuh lahan banyak. Ikan enggak bertelur tapi anakan langsung ke luar,” katanya saat menjelaskan keseruan budidaya guppy.

10 PSK dan 4 Pasangan Mesum Dikukut Dalam Operasi Solo Bebas Pekat 

Budidaya

Namun, budidaya ikan guppy bukan merupakan perkara mudah karena pembiakan dipengaruhi kondisi lingkungan sekitar. Cuaca yang berubah dan  kondisi air yang mengandung kapur, bakteri, dan seng menjadi tantangan pembiakan ikan.

Amir bersama kawan-kawannya menjual sepasang ikan guppy Rp50.000 sampai Rp500.000. Ikan dijual secara daring ke sejumlah kota, antara lain Tangerang, Jakarta, Medan, dan Pontianak.

Harga ikan guppy bisa mencapai jutaan bila memenuhi standar penilaian untuk kontes. Secara umum, penilaian ikan meliputi penilaian tubuh, dorsal, dan penilaian caudal atau ekor.

“Komunitas menggelar kontes berskala nasional setiap tahun sekali. Kontes ini untuk menjaga kestabilan permintaan pasar dan mengenalkan kepada masyarakat,” katanya.

Di Lereng Merapi Daerah Klaten Ini Dilarang Teriak-Teriak Kalau Enggak Pengin Kesurupan 

Para anggota juga menghadiri kontes di berbagai kota. Para anggota menargetkan kemenangan untuk menaikkan harga jual bukan merebut hadiah utamanya. Para anggota dibiayai sejumlah farm atau anggota komunitas sebagai sponsor.

Ketua Komunitas Guppy Soloraya, Angga Rustam, 36, menjelaskan permintaan ikan guppy meningkat signifikan selama pandemi Covid-19. Calon pembeli bisa memilih ikan guppy yang memiliki  gerakan  aktif dan menyiapkan air yang diendapkan selama 24 jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya