SOLOPOS.COM - Solo Batik Carnival 4

Solo Batik Carnival 4

Putri-putri jelita itu muncul dari sebuah replika lorong yang gelap. Tubuh mereka terbalut kain batik dengan pasangan mahkota nan indah. Ketika lampu-lampu menyorotnya, motif-motif batik itu berkilauan memendarkan cahaya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Beribu pasang mata pun takjub dibuatnya. Dan para putri cantik itu pun lalu melangkah dengan gaya melenggok, menari, dan mengikut irama musik. “Ya, inilah legenda Ande-Ande lumut!” pekik pembawa acara Solo Batik Carnival 2011 disambut gemuruh tepuk tangan ribuan penonton yang memadat kawasan Solo Center Poin (SCP), Sabtu (25/6/2011) malam.

Satu-persatu, barisan Ande-Ande Lumut itu pun tak henti memukau penonton. Ada Pangeran Inukerpati, Kleting Kuning, Kleting Hijau, Kleting Merah, Mbok Randha Dadapan, hingga tokoh paling legendaris Yuyu Kankang.

Tentu saja, tokoh Ande-nde Lumut tak ketinggalan. “Mama, itu kan ayah!” teriak seorang bocah yang digendong ibunya.

Bocah itu pun terus merengek, merangsek minta ke barisan terdepan. Sepasang matanya seakan tak berkedip ketika menyaksikan penampilan legenda Roro Jonggrang dengan kisah populernya, Candi Sewu.

Melalui cerita cinta dan pengkhiatan itu, parade batik pun kembali memukau ribuan penonton dengan berjuta kreasinya. Sebelum tiba pada legenda Ratu Pantai Selatan, emosi penonton seakan sengaja diulur-ulur dengan penampilan yang tak kalah memukau, yakni legenda Kencono Wungu.

Seperti nama ceritanya, penampilan kali ini dipenuhi dengan atraksi batik berwarna ungu. Kali ini, giliran Putri Indonesia 2010, Nadine Alexandra Dewi berdiri di atas kereta kencana menyapa ribuan pengunjung.

Sesekali putri cantik ini nampak berdiri penuh kehati-hatian lantaran laju kuda yang kadang menyentak.

Waktu terus merambat malam. Antusiasme penonton serasa tak terbendung lagi. Kini, tibalah penampilan yang dinanti-nanti, yakni Legenda Ratu Pantai Selatan.

Legenda yang diyakini memiliki berjuta kisah mistis ini kembali membuat penonton terkesima. Para penari yang mengawal kereta kencana seakan mengajak penonton masuk ke jagad mistis Pantai Selatan.

Ada selendang biru yang menari seperti ombak, ada untaian kembang melati yang diikat di sanggul rambut, dan tentu saja ada Ratu Pantai Selatan menunggang kereta kencana. “Mama, itu Nyai Roro Kidul, ya?” kata bocah itu penasaran. Ibunya pun hanya bisa menganggukkan kepala di tengah desakan para penonton.

Ya, pentas SBC 2011 di Jalan Slamet Riyadi Solo kali ini memang penuh kejutan. Bukan saja pemilihan waktu di malam hari yang dirasa berani. Namun, juga karena kecermatan dalam memilih empat tema legenda yang merakyat di Nusantara.

“Saya sempat terpikir bagaimana ya menyuguhkan legenda Ratu Pantai Selatan dalam SBC,” kata salah satu pengunjung, Indratno. Dan yang harus digaris bawahi barangkali ialah bahwa kesuksesan SBC 2011 itu sebenarnya bukan saja karena penampilannya yang tergarap apik.

Lebih dari itu, seperti kata Walikota Solo Jokowi, acara itu karena berakar kuat dari masyarakat sebagai tim kreator. “Masyarakatlah yang merancang dan rela mengeluarkan uang pribadi demi merancang busana batik selama pelatihan empat bulan lamanya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Purnomo Subagio.

(Aries Susanto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya