SOLOPOS.COM - Seorang pengunjung berjalan melintasi lantai Jembatan Gantung Kedung Klaras yang nyaris tak ada goyangan di wilayah Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Sabtu (7/1/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu).

Solopos.com, SRAGEN — Kecamatan Sambirejo, Sragen, memiliki ikon wisata baru berupa jembatan gantung yang terletak di Desa Kadipiro.

Jembatan sepanjang 60 meter dengan lebar 180 cm itu kali pertama dibangun pada 1955. Kemudian dibangun kembali oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) dengan dana lebih dari Rp2 miliar pada 2022 ini.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Jembatan gantung itu merupakan jembatan paling bagus dibandingkan sejumlah jembatan gantung se-Kabupaten Sragen.

Jembatan itu tingginya sampai 20 meter dari permukaan air normal. Di bawah jembatan itu terdapat kedung atau palung sungai yang dikenal warga sebagai Kedung Klaras.

Pemerintah Desa (Pemdes) Kadipiro pun memberi nama jembatan gantung itu menjadi Jembatan Gantung Kedung Klaras.

Ketika berjalan melewati jembatan itu praktis tak ada goyangan seperti jembatan gantung pada umum.

Misalnya jika dibandingkan dengan jembatan gantung di Desa Musuk, Sambiro, atau sejumlah jembatan gantung yang melintang di Bengawan Solo mulai dari wilayah Masaran sampai Sambungmacan.

Dari jembatan itu, pengunjung bisa melihat pemandang sungai yang masih alami.

Ada juga landscape persawahan yang menghijau seperti permadani dengan latar belakangan pemandangan Gunung Lawu yang terlihat jelas lekuk-lekuk buitnya saat cuaca cerah. Jembatan itu diharapkan menjadi magnet bagi warga yang ingin berkunjung ke Kadipiro.

Jaringan air dengan pompa hidran bantuan dari TNI Angkatan Darat (AD) yang kini masih proses pembangunan  pun digadang-gadang Kepala Desa (Kades) Kadipiro, Sambirejo, Sragen, Ibnu Indratmoko, bisa menjadi daya tarik tersendiri karena adanya gerakan air yang unik di bak penampungan.

“Dulu Jembatan gantung Kedung Klaras ini dibangun kali pertama pada 1955. Setelah 67 tahun, yakni di 2022, jembatan ini baru bisa dibangun atas bantuan Kemen PUPR,” kata Ibnu saat berbincang dengan Espos di lokasi jembatan, Sabtu (7/1/2023).

Jembatan tersebut cukup instragramable bagi para kawula muda. Ibnu berencana memanfaatkan sungai di bawah jembatan itu menjadi areal untuk tubing karena sungainya dangkal dan bening dengan bebatuan pegunungan yang eksotis.

“Ini ikon baru untuk wisata di Desa Kadipiro Sragen,” ujarnya.

Ibnu juga mengembangkan lahan milik kas desa seluas 7 hektare untuk pengembangan agrowisata. Di lahan tersebut akan dibangun embung dan dikonsep oleh Ibnu sebagai lokasi outbond. “Pekerjaan jembatan ini tinggal finishing,” kata Ibnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya