SOLOPOS.COM - Pemandangan bawah laut Pulau Selayar

Pemandangan bawah laut Pulau Selayar

Indonesia bagian timur terkenal dengan pesona wisata bahari yang menakjubkan. Tak hanya pantai elok, pemandangan bawah laut di kawasan ini pun membuat tercekat kagum. Ketika menyebut Selayar dan Tanjung Bira, mungkin tak banyak yang tahu dua tempat di Celebes itu menyimpan pesona bahari dan bawah laut eksotis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Asal tahu saja, Selayar dan Tanjung Bira di wilayah Sulawesi Selatan ini tak kalah memesonanya dengan Raja Ampat maupun Wakatobi yang sering disebut sebagai surga bawah laut dan pantai indah. Itulah kenapa saya dan dua orang kawan menjatuhkan pilihan melancong ke dua tempat itu di akhir September hingga awal Oktober lalu.

Ini bukan perjalanan mewah, ini perjalanan sederhana. Beruntung pada awal Maret lalu saya mendapatkan tiket promo penerbangan satu harga Rp 79.000 Citilink ke semua rute. Saya memilih rute penerbangan Surabaya-Makassar dengan jadwal terbang 27 September hingga 1 Oktober. Saya hanya perlu merogoh Rp158.000 untuk mendapatkan tiket pesawat pergi pulang.

Hari yang saya nantikan akhirnya tiba. Saya dan dua orang kawan terbang dari Bandar Udara Juanda Surabaya pukul 06.25 WIB dan keberangkatan tepat waktu. Kami tiba di Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar sesuai dengan jadwal ketibaan pukul 08.50 WITA yang berselisih satu jam lebih cepat dari WIB. Sesampainya di Makassar kami dijemput salah satu teman dari komunitas Jalan2 Seru Makassar, Rere.

Kami diantar menggunakan mobil menuju Tanjung Bira yang memakan waktu perjalanan sekitar lima hingga enam jam. Tanjung Bira masuk dalam wilayah Kabupaten Bulukumba yang berlokasi di ujung paling selatan kaki Sulawesi. Pantai Bira dengan pasir selembut tepung memiliki pesona keindahan alami dengan air laut berwarna gradasi biru toska dan biru tua. Namun, kata Rere, kondisi Pantai Bira saat ini tidak secantik sebelumnya. Terlalu banyak bangunan kios yang didirikan di hamparan pasir selembut tepung itu dan hewan ternak dibiarkan berkeliaran di pantai.

Selepas menikmati pagi di Pantai Bira, kami menyeberang menuju dua pulau yang memiliki pantai dan pemandangan bawah laut nan elok, Pulau Kambing dan Pulau Liukang Loe. Dua pulau ini berlokasi di seberang Pantai Bira. Karena waktu yang terbatas, kami memilih menggunakan speed boat agar penyeberangan lebih cepat.

Laut di sekitar Pulau Kambing merupakan spot snorkeling dan diving paling bagus di Bira. Pulau ini tak berpenghuni. Warna air lautnya hijau jernih. Kami membuktikan pemandangan bawah laut di Pulau Kambing memang luar biasa indah. Saya snorkeling melihat berbagai jenis terumbu karang cantik dan berbagai jenis ikan warna-warni berseliweran. Saya juga melihat sejumlah bintang laut berwarna biru.

Waktu terus berdetak. Kami harus melanjutkan perjalanan menuju Pulau Liukang Loe. Pulau ini dihuni beberapa ratus orang yang mengandalkan hasil laut sebagai penghidupan mereka. Pulau Liukang Loe memiliki garis pantai cukup panjang dan berpasir putih lembut. Air laut sangat jernih dan bergradasi warna hijau, biru muda dan biru tua.

Sayang saat snorkeling di sekitar pulau ini saya melihat banyak terumbu karang rusak. Kata sopir speed boat, Feri, terumbu itu rusak karena pengeboman ikan bertahun-tahun lalu. “Sekarang sudah tidak ada pengeboman ikan lagi di sini karena sudah dilarang,” kata Feri.

Jika terumbu rusak, ikan-ikan akan kesulitan mencari tempat bertelur dan tumbuh hingga dewasa. Karena itu sangat penting memberikan pencerahan kepada masyarakat pesisir untuk melindungi dan melestarikan terumbu karang. Terumbu yang rusak memerlukan waktu berpuluh-puluh tahun agar bisa tumbuh lagi.

Sore harinya sekitar pukul 16.00 WITA, kami melanjutkan perjalanan menyeberang menggunakan kapal feri ke Pulau Selayar. Senja telah lewat ketika kami tiba di Pelabuhan Pamatata dan akhirnya memutuskan menginap di salah satu rumah kerabat seorang teman dari Bulukumba karena tidak ada angkutan umum menuju Kota Benteng, ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar.

Baru keesokan harinya kami menuju Benteng menumpang pete-pete, sebutan mikrolet di sana, dan menempuh perrjalanan sekitar satu jam. Begitu sampai di Benteng kami bergegas menuju Selayar Island Resort (SIR) ditemani dua teman dari  Sileya Scuba Divers (SSD), Zul dan Adi.

SIR di Pantai Baloiya memiliki dua pantai pribadi bagi para tamu-tamu mereka. Meski tidak menginap di resor itu, kami beruntung mendapatkan izin dari pemilik resor untuk jalan-jalan di pantai yang fotonya pernah membuat saya terpesona saat berselancar di dunia maya. Akhirnya saya melihat langsung pemandangan senja dan menyaksikan matahari tenggelam di pantai yang pernah saya angan-angankan untuk saya datangi. Amazing!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya