SOLOPOS.COM - Wisatawan saat menikmati libur Lebaran hari pertama di Pantai Parangtritis, Sabtu (18/7/2015). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Pengembangan produk lokal juga membutuhkan kerja sama dari dinas-dinas terkait selain Pariwisata

Harianjogja.com, BANTUL – Investor dinilai belum mampu menyerap produk lokal secara maksimal di Bantul. Dari sisi pariwisata, Dinas Pariwisata Bantul mengambil langkah dengan pameran produk lokal secara bertahap.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelumnya, Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan (HIMKI) DIY Timbul Raharja mengatakan hanya sekitar 5% produk lokal yang diserap oleh investor. Bahkan hostel di DIY kebanyakan mengadakan properti dari china. Kondisi ini masih stagnan dari dua tahun yang lalu pada 2016.

Selain itu, peran serta dari kabupaten dan kota untuk membuka peluang bagi pengrajin pameran di beberapa tempat dianggap kurang. “Terutama yang di Wonosari dan Kulonprogo,” kata Timbul, (23/1/2018). Padahal, menurut Timbul, pameran juga bisa menjadi salah satu cara menarik investor.

Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan pengembangan produk lokal juga membutuhkan kerja sama dari dinas-dinas terkait selain Pariwisata.

Saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Dinas terkait salah satunya Dinas Perindustrian untuk mengembangkan produk lokal. “Kami akan rangkul lagi dinas terkait untuk kerja sama,” kata Kwintarto, Jumat (9/2/2018).

Kwintarto memaparkan satu contoh, terdapat banyak toko oleh-oleh di pesisir Pantai Samas sampai Pandansimo. Perilaku wisatawan setelah melihat sunset langsung pulang.

Kwintarto berpendapat pesisir berpotensi untuk dilakukan pengembangan tempat oleh-oleh yang berisi kerajinan lokal. “Andaikata tempat oleh-oleh disiapkan, akan sangat berpotensi,” kata Kwintarto.

Selain itu, di obwis mangunan showroom kerajinan lokal juga direncanakan. Saat ini pihaknya sedang bekerjasama dengan pengelola untuk penguatan pasar produk lokal secara tersebar. Artinya yang dimiliki oleh warga di berbagai tempat.

“Secara mandiri dulu tidak apa-apa, nanti kalau brandnya sudah kuat baru kita koordinasikan dengan dinas terkait supaya [showroomnya] tersentral,” kata dia.

Kwintarto mengakui kerajinan lokal di Bantul memang hanya kalah dengan brand luar. Sebenarnya, banyak produk Bantul yang dijual dengan brand luar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya