SOLOPOS.COM - Ilustrasi (googleimage.com)

Harianjogja.com, BANTUL-Lahan seluas empat hektare di sepanjang pesisir selatan Bantul dipastikan bakal terkena proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Mega proyek ini akan menghasilkan listrik hingga 50 juta watt.

Staf Ahli Bupati Bantul Bidang Ekonomi dan Pembangunan Partogi Dame Pakpahan mengatakan, lahan seluas empat hektare tersebut membentang dari Kecamatan Kretek, Sanden hingga Srandakan. Lokasi proyek kincir angin itu diperkirakan bakal mengenai kawasan wisata seperti pantai dan lahan pertanian. Rencananya bakal didirikan 20 buah kincir angin masing-masing berdiameter 100 meter.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Partogi menyatakan, pemerintah dan investor akan berupaya memposisikan kincir di lahan-lahan marginal yang bukan area subur pertanian atau menghindari lahan yang sudah memiliki pengairan yang baik. Selain itu, Pemkab memastikan, akan ada kompensasi untuk warga yang lahannya terkena proyek PLTB. Meski mayoritas lahan pesisir selatan merupakan Sultan Grond (SG). “Pemkab pasti memikirkan itu, hanya berapa nilainya kami belum putuskan,” ungkap Partogi, Rabu (6/11).

Setiap pembangunan, menurut dia, pasti menimbulkan pro kontra. Tergantung kemantapan Pemkab melakukan sosialisasi manfaat pembangunan tersebut. Sebab selama ini manfaat kincir angin telah dirasakan warga pesisir khususnya di Pantai Baru dengan keberadaan mini kincir saat ini, bertenaga hybrid atau gabungan energi angin dan panas matahari.

“Warga pasti juga banyak yang setuju. Selama ini mini kincir sudah banyak memberi manfaat ke warga, mereka bisa lihat pengalaman itu,” ujarnya.

Kincir PLTB tersebut diperkirakan menyuplai energi listrik berbahan baku angin hingga 50 mega watt atau sebanyak 50 juta watt. “Bayangkan saja kalau rata-rata satu rumah tangga memerlukan listrik dua ribu watt. Bagi saja lima puluh juta watt bagi dua ribu per rumah tangga. Sudah berapa rumah tangga yang bisa dijangkau,” lanjutnya.

Namun, karena sebagian besar rumah tangga di DIY sudah teraliri listrik, energi tersebut rencananya bakal dijual kepada kalangan industri seperti pasir besi atau bandara. Juga ke kalangan industri kuliner kawasan wisata di pesisir selatan.

Pemerintah, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan pihak investor dari Amerika Serikat yang rencananya bakal berinvestasi tengah memikirkan soal harga jual energi tersebut ke konsumen. Penyaluran listrik akan ditangani PLN. Penetapan kontrak dan peletakan batu pertama mega proyek kincir itu ditargetkan terlaksana tahun depan.

Partogi menambahkan, pembangunan kincir merupakan investasi besar bagi pemerintah yang bakal banyak menguntungkan. “Sebab sumber energinya berlimpah dan selalu ada bukan fosil yang terus berkurang, meski teknologinya mahal. Energi ini juga tidak membawa dampak negatif seperti limbah,” imbuhnya lagi.

Sebelumnya Ketua Kelompok Tani Dusun Ngepet, Poncosari Srandakan, Wijiyo,59, mengaku khawatir proyek bakal menggusur lahan pertaniannya. Apalagi mayoritas warga menggantungkan hidup sebagai petani selain berprofesi sebagai nelayan. “Yang jelas kami cemas, kalau sampai lahan terkena. Tapi mau bagaimana lagi masyarakat cuma menumpang tanah SG,” tutur Wijiyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya