SOLOPOS.COM - Warga melihat pengumuman daftar peringkat seleksi perangkat desa di Balai Desa Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, Sragen, Kamis (9/12/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Peserta yang tidak lolos seleksi perangkat desa (perdes) bisa mengikuti seleksi perangkat desa lain yang masih membuka pendaftaran. Di sisi lain, semakin banyak pendaftar semakin besar beban panitia seleksi perdes desa.

Sekretaris Desa Pilangsari, Anjar Sulistyo, mencatat jumlah pendaftar seleksi perangkat di desanya mencapai 97 orang. Ini menjadi yang terbanyak di Kecamatan Ngrampal. Salah satu pendorong banyaknya jumlah peserta ini salah satunya adalah karena pelaksanaan seleksi perdes di satu desa dengan desa lain tak serempak.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sehingga, peserta yang melamar seleksi di satu desa, bisa melamar di desa lain. “Banyak desa yang membuka lowongan dan mereka [peserta] yang tidak lolos tidak bersedih terlalu lama, namun mikir peluang lain. Ada desa di Kecamatan Karangmalang dan Gesi yang juga membuka pendaftaran. Keuntungannya gitu,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Kamis (9/12/2021).

Baca Juga: Terbanyak, Pendaftar Seleksi Perangkat Desa di Sragen Ini Membeludak

Dia mengatakan ada sejumlah peserta seleksi di desanya yang tidak lolos, sudah mendaftar ke desa lain. Ada juga para peserta seleksi perangkat Desa Pilangsari dari yang sempat daftar di desa lain.

Camat Ngrampal, Joko Hendang Murdono, mengatakan hal serupa. Para peserta yang gagal di Kecamatan Ngrampal bisa mengikuti seleksi di desa lain yang masih membuka pendaftaran.

“Syarat pendaftaran adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat. Dan pelaksanaan pengisian penjaringan masing-masing kecamatan tidak sama. Jadi sangat memungkinkan gagal di Ngrampal kemudian kecamatan lain ada yang masih membuka pendaftaran bisa mengikuti,” paparnya.

Baca Juga: Di Desa Gabus Sragen, Lulusan SMA Kalahkan Sarjana dalam Seleksi Perdes

Dia mengatakan ada sejumlah peserta di Desa Pilangsari dari Klaten dan Sukoharjo. Kemungkinan peserta tersebut mendapat informasi dari keluarga yang tinggal di Sragen. “Panitia secara terbuka menyampaikan informasi lowongan melalui Facebook dan Instagram. Semua mudah mendapatkan informasi,” ujarnya.

Anjar menambahkan pada seleksi perangkat Desa Pilangsari kali ini pihaknya memilih bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Kudus dalam menggelar tes.

Menurut dia, biaya paling besar proses seleksi berupa biaya pihak ketiga dan biaya akomodasi bagi peserta dan panitia. Desa Pilangsari menghabiskan sekitar Rp46,5 juta untuk proses ujian bersama Universitas Muhammadiyah Kudus dan sekitar Rp12 juta untuk akomodasi.

Baca Juga: Jatuh dari Panggung, Polah Penari Waria di Sragen Ini Bikin Auto Ngakak

“Kami matur kepada BPD [Badan Permusyawaratan Desa] untuk memprioritaskan anggaran seleksi perangkat desa. Kami juga memilih kampus yang relevan dalam segi biaya dan waktu,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya