SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelayanan di Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan (Antara/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Solopos.com, JAKARTA — Pendapatan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tercatat mencapai Rp143,32 triliun sepanjang 2021, naik 2,48 persen (year-on-year/yoy) ketimbang periode 2020 senilai Rp139,85 triliun.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menjelaskan bahwa pertumbuhan ini seiring kenaikan cakupan kepesertaan dalam Jaminan Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Kepesertaan naik dari 222,4 juta jiwa menjadi 235,71 juta jiwa pada 2021 atau 86,07 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Ini tentu atas dukungan semua pihak, para pemangku kepentingan, serta para mitra BPJS Kesehatan,” ujarnya dalam paparan publik Pengelolaan Program dan Keuangan BPJS Kesehatan 2021, Selasa (5/7/2022).

Persentase peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) mencapai 42,42 persen dari total, di mana iuran mencapai Rp47,15 triliun pada 2021, turun dari periode 2020 senilai Rp48,62 triliun.

Sementara itu, peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) mencapai 25,46 persen dari total peserta. Iuran peserta PPU Penyelenggara Negara (PPU-P) naik dari Rp22,91 triliun menjadi Rp25,41 triliun, sementara peserta PPU Badan Usaha (PPU-BP) naik dari Rp33,72 triliun menjadi Rp35,15 triliun.

Baca Juga: Tangkal Peserta Nunggak Bayar Iuran, Ini Jurus BPJS Kesehatan

Adapun, segmen peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Mandiri mencapai 13,11 persen dari total peserta. Iuran dari peserta mandiri tercatat hanya naik tipis dari Rp15,51 triliun menjadi Rp15,99 triliun.

Peserta Bukan Pekerja (BP) sekitar 1,86 persen dari total peserta, juga berkontribusi terhadap peningkatan iuran tipis, dari Rp1,97 triliun pada 2020 menjadi Rp2,05 triliun pada 2021.

Terakhir, peserta PBPU dan BP yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah alias PBPU BP Pemda dengan porsi 17,15 persen dari total peserta, iurannya juga naik dari Rp17,11 triliun menjadi Rp17,57 triliun. Ke depan, BPJS Kesehatan terus berupaya meningkatkan jumlah kepesertaan lewat membidik segmen korporasi yang belum mendaftarkan para pekerjanya secara penuh, serta meningkatkan minat segmen masyarakat pekerja informal menjadi peserta mandiri.

Baca Juga: Aset DJS Capai Rp38,7 Triliun, BPJS Kesehatan Raih Predikat WTM ke-30

Pada kesempatan yang sama Direktur Keuangan BPJS Kesehatan Arief Witjaksono Juwono Putro mengungkap bahwa berbagai upaya  telah dilakukan mengatasi tantangan kolektibilitas, terutama segmen PBPU mandiri.

Sebab, tingkat kolektibilitas segmen ini sempat hanya berada di 60 persen saja. Namun, secara bertahap telah meningkat mencapai 74,62 persen pada 2020 dan berlanjut mencapai 80,57 persen pada 2021.

Menurutnya, program REHAB atau program pembayaran tunggakan iuran secara bertahap masih bisa terus dimaksimalkan untuk menarik golongan peserta tidak aktif yang sudah telanjur malas membayar iuran, karena tunggakannya terlampau besar.

Sementara fitur auto-debit bisa ditawarkan pula kepada mereka sebagai solusi, supaya tidak kelupaan dan sampai menunggak lagi.

Baca Juga: Soal Tarif Naik, BPJS Kesehatan Masih Galau

“Fitur auto-debit itu dari total 15 juta peserta PBPU mandiri, peserta yang memanfaatkan meningkat pesat dari kisaran 4 juta peserta menjadi 7 juta peserta. Karena tadinya harus offline pergi ke bank, sekarang sudah bisa otomatis. Harapannya tahun ini bertambah lagi sampai 8 juta peserta,” jelasnya ketika ditemui selepas acara.

Arief menekankan bahwa pihaknya juga terus memperluas kemitraan terhadap mitra penyedia pembayaran, di mana saat ini telah mencapai 696.559 kanal pembayaran.

“Kami sudah masuk ke semua bank BUMN, sebagian besar bank swasta dan bank daerah, sampai fintech dan e-commerce, serta jaringan toko fisik dan tradisional. Harapannya, strategi ini juga menarik masyarakat yang sampai saat ini belum menjadi peserta. Karena sekarang ini sudah semakin mudah mendaftar, dan sudah tidak ada alasan lagi kesulitan mau membayar iuran ke mana,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya