SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi pantau langsung pencarian Airasia QZ 8501, Selasa (30/12/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Pesawat kepresidenan sudah ada. Namun pesawat Hercules dan helikopter untuk mengangkut Presiden/tamu VVIP dinilai sudah uzur.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah membutuhkan pesawat angkut yang lebih aman untuk Presiden dan tamu very very important person (VVIP) sehingga dapat mempermudah mobilitasnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan saat ini pesawat angkut dan helikopter untuk Presiden dan tamu VVIP tergolong tua. Padahal, karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan membutuhkan pesawat yang aman untuk menunjang kinerja Presiden.

“Pesawat dan alat angkut untuk Presiden itu harus diberikan yang paling aman. Nanti akan diributkan kembali kalau terjadi apa-apa,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/11/2015).

Luhut Panjaitan menuturkan saat ini pesawat jenis Hercules tipe C-130 dan helikopter yang biasa digunakan Presiden sudah berusia lebih dari 30 tahun. Hal tersebut membuat pemerintah berinisiatif mencari pesawat baru agar Presiden dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga mengatakan Presiden dan Wakil Presiden memerlukan helikopter anti-peluru untuk menunjang mobilitasnya. Helikopter jenis Puma yang digunakan Presiden selama ini dibuat pada 2002 dan sebenarnya tidak diperuntukan untuk VVIP karena tidak anti-peluru.

Helikopter kepresidenan sempat dioperasikan Skuadron 17 VIP TNI AU yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sejak beberapa tahun lalu, organisasi yang memelihara dan mengoperasikan helikopter VIP kepresidenan ini adalah Skudron Udara 45 VIP yang juga berpangkalan di sana.

Sampai saat ini, skuadron udara sayap putar itu mengoperasikan AS-332 Super Puma yang aslinya dibuat di hanggar produksi Aerospatiale, Prancis, dan kemudian diproduksi di PT Dirgantara Indonesia. Helikopter lalu diberi designasi baru, yaitu NAS-332 Super Puma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya