SOLOPOS.COM - Ilustrasi balon udara (Reuters/Mike Sturk)

Pesawat diadang balon udara kini menjadi ancaman serius di langit Indonesia.

Solopos.com, SLEMAN — Air Traffic Controller (ATC) Lanud Adisutjipto, pada Rabu-Kamis (13-14/7/2016) kembali menerima belasan laporan munculnya balon udara di langit Jogja dan Sleman yang bisa mengadang penerbangan. Otoritas Bandara Adisutjipto berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait larangan menerbangkan balon udara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Komandan Satpom Lanud Adisutjipto Letkol Pom Yudi Pratikno menyatakan, setiap hari selalu ada laporan dari sejumlah maskapai penerbangan sipil terkait adanya ancaman balon udara. Sebuah balon yang diamankan pada Rabu (13/7/2016) ukurannya ternyata besar dengan diameter sekitar 3 meter.

Padahal, Keputusan Menteri Perhubungan No. 9/2009 tentang keselamatan penerbangan sipil sudah jelas mengatur tentang larangan balon udara tanpa awak. “Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak menerbangkan balon udara. Karena termasuk mengancam penerbangan. Bisa dibayangkan jika di dalam pesawat ada saudara kita menjadi korban hanya karena balon,” tegas Yudi, Kamis.

Balon udara tidak saja berpotensi menganggu penerbangan sipil namun juga militer. Bahkan, hari ini, pesawat latih militer melaporkan tiga kali adanya potensi gangguan balon. “Apalagi di Lanud Adisutjpto sebagai pusat pendidikan latihan penerbang militer. Jangan sampai putra terbaik negara ini yang menjadi penerbang menjadi korban hanya karena kegiatan balon udara,” ungkapnya.

Yudi berharap masyarakat yang menerbangkan balon udara untuk ukuran apapun bisa menyadari bahwa hal tersebut membahayakan. “Kami tak bermaksud menyalahkan masyarakat yang menerbangkan, mungkin belum memahami resiko yang ditimbulkan,” kata dia.

Kapentak Lanud Adisutjipto Mayor Sus Giyanto mengatakan keberadaan balon udara itu tidak bisa terdeteksi arahnya. Oleh karena itu sangat membahayakan pesawat karena datangnya bisa dari berbagai arah. “Bisa dari arah bawah pesawat dan itu tidak bisa dideteksi,” tegas dia.

Distric Manager Airnav Yogyakarta Nono Sunaryadi menyatakan, hingga hari ini sudah ada 18 laporan adanya potensi gangguan penerbangan akibat balon udara. “Terkait potensi gangguan ini, kami sudah koordinasi dengan otoritas bandara wilayah tiga, Surabaya, Semarang, Solo, Jogja, dan Banjarmasin,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya