SOLOPOS.COM - Ilustrasi pesawat Airbus 320-200 milik maskapai penerbangan Airasia (airbus.com)

Pesawat Airasia ditemukan setelah tim search and rescue (SAR) yang menumpangi pesawat Hercules A-1319m menyisir Selat Karimata, Selasa (30/12/2014) siang. Kenyataan lapangan menarik pendapat pengamat penerbangan menyebut peran awak Cumulonimbus atau Kumulonimbus terkait jatuhnya Airasia QZ 8501 itu.

Solopos.com, JAKARTA – Hilangnya pesawat Airasia QZ 8501 mulai menemukan titik terang dengan ditemukannya puing-puing pesawat dan jasad penumpang pesawat tujuan Singapura tersebut. Sampai kini, proses evakuasi para korban terus dilakukan. Sebelum pesawat Airasia ditemukan, ada dugaan kuat penyebab jatuhnya pesawat adalah cuaca buruk, salah satunya awan Cumulonimbus atau Kumulonimbus .

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Berdasarkan pantauan langsung Solopos.com terhadap TVRI Siaran Nasional, Rabu (31/12/2014), pukul 07.00 WIB, pesawat Airasia ditemukan di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Penemuan tersebut menarik pendapat dari pengamat penerbangan, Toto Subandoro. Ia menjelaskan apabila saat penerbangan, pilot berhadapan dengan awan kumulonimbus, pilot dapat meminta izin kepada bagian Air Traffic Control untuk melakukan penerbangan lebih tinggi. Air Traffic Control adalah bagian yang memandu lalu lintas udara.

Toto menjelaskan penerbangan lebih tinggi dimaksudkan untuk menghindari awan kumulonimbus. Apabila ketinggian dirasa tidak memungkinkan, pilot dapat meminta izin untuk mengubah arah penerbangan ke kanan maupun ke kiri atau berbalik arah.

“Begitu bertemu awan kumulonimbus, itu hal yang harus dilakukan ada dua pilihan, kita minta naik, kita lompati kalau memang ketinggiannya bisa kita lompati. Kalau tidak memungkinkan, tidak ada jalan, lebih baik kembali, Isi bahan bakar, tunggu cuaca baik, baru lanjutkan penerbangan,” jelasnya.

Sebelum bagian Air Traffic Control memberi izin pilot untuk perubahan jalur atau ketinggian penerbangan, Air Traffic Control terlebih dulu harus memeriksa kepadatan lalu lintas di udara agar pesawat tetap berada di jalurnya dengan aman. Sialnya, sebelum izin diberikan kepada pilot pesawat maskapai Malaysia untuk naik ke jalur ketinggian pesawat maskapai kebanggaan Indonesia, kecelakaan tak terelakkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya