SOLOPOS.COM - Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat jumpa pers dengan wartawan di ruang rapat Bupati Sragen, Kamis (20/2/2020). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan pesan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk turun langsung menangani Covid-19. Hal ini imbas dari kebijakan Covid-19 yang tak sinkron antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Yuni, sapaan akrab Bupati Sragen, meminta Presiden Jokowi menjadi komandan dan turun ke lapangan dalam menangani Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pendisiplinan Era New Normal, TNI Terjunkan 340.000 Personel, Dolan Mal pun Diawasi

Nyuwun sewu pak, Pak Presiden harus turun lah, harus jadi komandan lah,” pinta Yuni di video berjudul Corona Ditarget Turun Juni, Bupati Sragen: Tidak Realistis yang tayang di kanal Youtube Solopos TV, Kamis (21/5/2020).

Salah satu kebijakan yang menjadi sorotan Bupati Sragen adalah moda transportasi diperbolehkan beroperasi tetapi mudik dilarang. Hal tersebut membuat dirinya ketar-ketir dan pusing dalam mencegah persebaran Covid-19 di wilayahnya.

Penerapan New Normal Dibarengi Pendisiplinan oleh TNI/Polri, Ini Teknis Pelaksanaannya

“Saya realistis, dengan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah tak sinkron, menyusahkan kami. Sekarang Pak Menhub mengatakan pembukaan jalur lagi, kami ketar ketir. Kami saja tidak melakukan PSBB. Pemudik [katanya] akan mendapat sanksi, tapi kenyataannya tidak ada penurunan kedatangan warga di Sragen. Ya akhirnya 22.000 lebih, apalagi ini dibuka,” ungkapnya.

Dobel Pusing

Bupati Sragen mengatakan kebijakan Presiden Jokowi ini membuat beban dia sebagai kepala daerah semakin berat. Ia juga sempat menyindir pengakuan Kepala Gugus Tugas Nasional Penanganan Virus Corona Doni Monardo yang mengaku pusing dalam memberantas Covid-19.

“Haduh ini beban kepala daerah, beban semakin berat. Suruh jaga gawang biar enggak kebobolan, yang di depan nyerang terus. Kita bagaimana, lama-lama stamina akan turun. Kebijakan itu tetap harus komprehensif, kerja tim sistematis. Kalau semalam saya baca Kepala Gugus Tugas Nasional pusing, apalagi yang di daerah dobel pusing,” lanjutnya.

Begini Kronologi Damkar Solo Kena Prank Telepon Kebakaran Palsu di Jl Slamet Riyadi

Apalagi dengan adanya wacana kebijakan pelonggaran beraktivitas di tengah pandemi Covid-19, tentunya hal ini akan meningkatkan kasus positif Covid-19 di Indonesia. “Penuh kelonggaran di sana sini, sehingga kelonggaran ini semakin tinggi Covid ini. Tapi, kalau kita mau jujur ya tidak membunyikan data,” ujar dia.

Bupati Sragen pun meragukan Presiden Jokowi yang menargetkan kurva Covid-19 akan turun pada Juni 2020.

Dimulai 2 Juni, PPDB SMP di Sukoharjo Gunakan 4 Jalur, Apa Saja?

“Kalau presiden Juni harus turun, melihat seperti ini saya tidak mau bersikap pesimis. Tapi lihat realita masyarakat rasanya kok enggak mungkin. Karena apa, kita sudah tidak tegas dalam memberikan regulasi yang tumpang tindih dan membuat masyarakat jenuh,” tukas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya