SOLOPOS.COM - Ketua Geram, Bakti Susilo (tengah), memberi keterangan pers kepada wartawan di kantor Desa Gentan, Bendosari, Sukoharjo, Selasa (10/11/2015). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Perusakan Sukoharjo yang dilakukan ratusan orang masih dalam penyelidikan.

Solopos.com, SUKOHARJO – Warga Godengan RT 002/RW 001, Gentan, Sukoharjo yang menjadi korban penyerangan ratusan orang membentuk tim khusus bernama Gerakan Rakyat Anti Makar (Geram). Geram menuding pelaku penyerangan dari perguruan silat Persaudaraan Setia Hari Terate (PSHT). Dalam peristiwa perusakan di Sukoharjo itu puluhan rumah rusak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka juga menyebut penyerangan itu telah direncanakan. Ketua Geram, Bakti Susilo, saat jumpa wartawan di kantor Desa Gentan, Selasa (10/11), menyesalkan sebenarnya pengurus ranting PSHT mengetahui ada anggota akan menyerang, namun memilih menghindar karena tak ingin terlibat masalah. Menurut Bakti hal tersebut sama halnya membiarkan penyerangan terjadi.

“Penyerangan mereka sudah direncanakan. Ajakan menyerang itu disebar melalui BBM [Blackberry Messenger]. Informasi yang saya dapat, pengurus perguruan mengetahuinya. Artinya ini ada pembiaran,” imbuh Bakti.

Dia melanjutkan warga merasa perlu membentuk tim khusus untuk mengawal proses hukum yang ditangani Polres Sukoharjo.

Warga khawatir polisi “masuk angin” dalam menangani kasus itu, seperti menetapkan “perwakilan” tersangka dan berhenti di tengah jalan.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, saat ditemui Solopos.com mengatakan berdasar keterangan 12 saksi para pelaku merupakan anggota PSHT.

Para saksi yang mengetahui penyerangan itu juga merupakan anggota PSHT. Mereka memenuhi panggilan dan langsung diperiksa Senin (9/11) sore. Saat ini tim khusus masih mengejar para pelaku.

“Para saksi sudah menyebut lebih dari 10 pelaku. Senin malam tim langsung mendatangi rumah para pelaku, namun mereka tak di rumah. Pengejaran terus dilakukan,” papar Andy.

Informasi yang diperoleh Solopos.com dari Bakti, salah satu perwakilan PSHT saat mediasi adalah Choirul yang juga pengurus FPI. Saat dihubungi Espos, Choirul tidak mengangkat telepon. Pesan singkat (SMS) yang dikirim hingga berita ini ditulis belum dibalas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya