SOLOPOS.COM - Ilustrasi perusakan (Dok/JIBI)

Perusakan Boyolali terjadi di wilayah Banyudono, Jumat (20/11/2015) dini hari.

Solopos.com, BOYOLALI—Perusakan rumah pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati (cabup cawabup) kembali terjadi di wilayah Banyudono, Jumat (20/11/2015) dini hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dua rumah masing-masing milik Kadaryanto, 50, warga RT 002/RW 001, Dukuh Ngancar, Desa Banyudono dan milik Ngadino, 51, warga RT 004/RW 003, Dukuh Karangasem, Desa Banyudono, dirusak orang tak dikenal.

Kebetulan, Kadaryanto adalah sukarelawan pasangan Seno Samodro-Said Hidayat sedangkan Ngadino adalah simpatisan pasangan Agus Purmanto-Sugiyarto (Toto). Kedua rumah tersebut juga sering menjadi posko sukarelawan.

Perusakan dua rumah itu terjadi pada selang waktu yang tidak lama sehingga aparat menduga ada unsur provokasi dari kejadian tersebut. Perusakan dengan pelemparan batu di rumah Kadaryanto terjadi pukul 24.00 WIB. Selang 30 menit kemudian rumah Ngadino juga menjadi sasaran.

Kadaryanto mengatakan pelaku melempar batu pada kaca jendela rumah bagian depan dan samping secara bersamaan. “Yang kaca samping itu kamar anak saya. Pecahan kaca itu mengenai muka anak saya bahkan sedikit melukai mata, tapi tidak apa-apa. Kalau yang kaca depan itu juga kamar tapi kosong,” kata Kadaryanto, saat ditemui solopos.com.

Mengetahui ada kejadian itu, Kadaryanto terbangun dan berusaha mengejar pelaku. Dia menduga pelaku datang tanpa mengendarai sepeda motor. “Mereka langsung lari ke arah utara. Sepertinya tidak naik motor dan pelakunya lebih dari dua orang karena lemparan batu dua kaca depan dan samping rumah seperti terdengar bersamaan,” papar Kadaryanto.

Sementara itu, rumah Ngadino dirusak tidak dengan dilempari batu. Istri Ngadino, Rumini, 50, menduga pelaku memecah dua kaca jendela rumah bagian depan dengan menggunakan pedang. “Ini ada bekas seperti bacokan senjata tajam pada bingkai kaca,” kata Rumini.

Rumini berharap aparat segera menangkap pelaku karena ini merupakan kejadian kali kedua yang dialami. Kebetulan, rumah Ngadino tepat berada di depan gardu yang juga posko relawan Toto dan sempat dirusak pada 31 Oktober lalu setelah debat publik cabup cawabup.

Kadaryanto dan Ngadino sama-sama tidak tahu pelaku perusakan rumah. Bahkan Kadaryanto merasa tidak terkait dengan dua kejadian perusakan rumah sebelumnya.
Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, menjelaskan dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) belum ditemukan adanya indikasi saling balas dendam dalam perusakan dua rumah tersebut.

“Ada kemungkinan itu tindakan provokasi. Dua kubu pendukung seperti sedang diadu domba karena satu kejadian dengan yang berikutnya tidak berselang lama.”
Dia mengimbau warga Desa Banyudono dan pendukung dua pasangan calon bisa sama-sama menahan diri dan tidak terpancing provokasi.

“Kasus ini akan kami selidiki dulu.”

Kades Banyudono, Gijarna, menyayangkan kejadian tersebut. Dia menduga kejadian tersebut tidak dilakukan oleh tim sukses Seno-Said maupun tim sukses Agus Purmanto-Sugiyarto.

Dalam waktu dekat dia akan mengumpulkan ketua RT, RW, dan tokoh masyarakat serta tokoh pemuda untuk antisipasi kejadian serupa. “Kami ingin suasana menjelang pilkada ini tetap kondusif. Boleh beda pilihan, namun harus tetap rukun,” kata Gijarna.

Dari catatan solopos.com, perusakan rumah sebelumnya menimpa kediaman Agus Salim, 47, pendukung Seno-Said di Dukuh Karangasem, Desa Banyudono, Kecamatan Banyudono, Minggu (8/11/2015) siang. Kejadian serupa juga menimpa kediaman Sutopo dan Yusanto serta posko sukarelawan Toto pada Sabtu (31/10/2015) seusai debat publik cabup cawabup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya