SOLOPOS.COM - Mural berjudul Pilkadal karya pegiat ruang alternatif Happiness House (HH), Chairol Imam, terlihat di kawasan Purwodiningratan, Jebres, Solo, Jumat (9/2/2018). (M Ferri Setiawan/JIBI/SOLOPOS)

Perupa Solo membikin mural soal Pilkada.

Solopos.com, SOLO—Ramai jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 tak hanya dirasakan para simpatisan partai politik (Parpol) pengusung pasangan calon kepala daerah. Di Purwodiningratan, Jebres, Solo, perupa muda ikut angkat suara. Ia merespon pesta demokrasi ini melalui gambar mural.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Karya street art yang dibuat oleh pegiat ruang alternatif Happiness House (HH) Chairol Imam tersebut diberi judul Pilkadal. Ia menuangkan kegelisahannya pada media tembok di tengah perkampungan RT 002 RW 005 Purwodiningratan, Jebres, Solo. Hewan-hewan dengan bentuk aneh digunakan sebagai ikon utama. (baca: PILKADA 2018 : Tokoh-Tokoh Nasional Ini Diklaim Sokong Sudirman-Ida di Pilgub Jateng)

Chairol memasukkan gambar seperti kadal, ikan, burung, dan anjing dengan tubuh absurd. Ikan berbadan mirip ekor panjang, kadal, dan anjing memiliki dua kaki, serta gambar tak lazim lainnya.

“Kebanyakan memang saya menggunakan gambar hewan dan bentuk-bentuk aneh. Ada ikan, kadal, monster. Itu ekspresi pribadi saya enggak melulu simbol-simbol mainstream misal koruptor dengan tikus,” katanya.

Mural yang lebih banyak menggunakan teknik garis tersebut didominasi hitam dan merah. Chairol mengatakan tak ada arti khusus dari dua warna tersebut. Hanya sebagai identitas karakternya sejak beberapa tahun terakhir.

Sebelumnya Chairol lebih sering menggambar dengan media kertas. Setelah itu ia mulai bereksplorasi dengan media tembok yang bisa diapresiasi masyarakat lebih luas. Mural Pilkadal misalnya, minimal bisa menggugah kesadaran masyarakat terkait isu politik yang tengah berlangsung di negeri ini.

Chairol mengartikan ‘pil’ sebagai simbol janji-janji politik para calon pimpinan daerah selama kampanye. Sementara ‘kadal’ diambil dari kata dikadalin yang berarti dibohongi.

“Mural itu gambaran secara umum soal janji-janji politik para calon pimpinan yang kemudian enggak diwujudkan saat sudah terpilih. Masyarakat seperti dikadalin,” imbuhnya.

Mural dibuat sendiri pada Rabu (7/2/2018) dini hari. Ada beberapa perupa yang menggambar pada hari itu. Namun, hanya Choirul yang mengusung tema Pilkada dalam karyanya.

Sebelumnya mahasiswa Seni Rupa FSRD UNS ini pernah mengkritisi korupsi e-KTP dengan gambar. Ia mengajak anak-anak seni rupa Indonesia mengekspresikan pendapat mereka tentang kasus tersebut dalam bentuk postcard. Total ada 80 postcard yang kemudian dikirim ke Gedung KPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya