SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat lukisan pada Pameran Seni Rupa Jawa Tengah di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Solo, Rabu (23/8/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Festival dan Pameran Seni Jawa Tengah digelar di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Solo.

Solopos.com, SOLO--Deretan lukisan berukuran besar memenuhi dinding-dinding Galeri Seni Rupa Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Rabu (23/8/2017). Pameran tahunan yang digelar TBJT ini diramaikan nama-nama perupa lama dari berbagai kota di Jawa Tengah seperti Agusis asal Solo, Gunadi Anggoro dari Ambarawa, dan Sabar Subardi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Konsisten dengan tema lama, Agusis mengangkat isu lingkungan dalam tema go green. Dua judul Menanggung Penderitaan dan Selembar Daun pun Berguna ia pilih menjadi karya terbaiknya dalam pameran bersama 43 perupa ini. Selain berkontribusi sebagai salah satu pameran, ia juga memberikan masukan terkait acara yang didukung sepenuhnya oleh pemprov ini.

“Perlu ada seleksi dan kuratorial yang detail serta publikasi yang memadai agar masyarakat luas banyak yang tahu ada hajatan seni rupa yang bergengsi,” saran Agusis.

Tema-tema sosial juga diangkat sejumlah perupa lain seperti Basuki dari Ungaran berjudul Gembala Kerbau, dan Sabar S dari Salatiga berjudul Merangkai Rakyat. Sabar mengangkat realita kehidupan masyarakat Jawa melalui gambar perempuan tua menjajakan sate di pinggir jalan. Mengenakan kebaya kutu baru, perempuan dengan rambut digelung tersebut berjajar dengan laki-laki bercamping dan pembeli lain.

Sementara Gembala Kerbau menggambarkan tentang kehidupan masyarakat perdesaan di kaki gunung. Laki-laki paruh baya menaiki kerbau di tengah sawah dengan latar gunung hijau.

Beberapa perupa seperti Totok Nuryanto dan Ansori Klaten membuat karya mix media antara kanvas dengan bahan bekas lainnya. Mengambil judul Penyerangan ke Alengka, Ansori membuat karya berbahan potongan keramik bekas. Sementara Totok menunjukkan keindahan alam hutan yang ia kombinasikan antara lukis kanvas dengan batang kayu bekas.

Penanggungjawab acara Siswandani saat berbincang dengan solopos.com Rabu, mengatakan pameran kolaborasi ini diselenggarakan untuk mengangkat kembali para perupa lama. Ia berharap dengan acara ini nama dan karya mereka kembali dikenal dan diapresiasi masyarakat luas. Sebelumnya mereka menggelar pameran serupa dengan tema seni rupa tradisi pada Juli lalu.

Tak hanya pameran, serangkaian kegiatan Festival dan Pameran Seni Jawa Tengah ini juga dimeriahkan pentas musik, tari, dan seni teater. Sebelumnya sejumlah kelompok seni memeriahkan hari pertama Festival Seni Jawa Tengah pada Selasa (22/8), seperti Sanggar Tari Citra Budaya dari Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, grup musik Swara Tantra, Sound of Poem, dan Alang-Alang.

Ketua panitia Festival Seni Jawa Tengah 2017, Suparman mengatakan acara yang dimeriahkan oleh komunitas-komunitas seni dari berbagai kota di Jawa Tengah ini diselenggarakan selama empat hari, Selasa-Jumat (22-25/8) dengan melibatkan 15 kelompok dan 43 perupa.

Kepala TBJT, Djoko Nugroho Witjaksono, 52, mengatakan Festival Seni Jawa Tengah adalah program tahunan yang bertujuan memberikan ruang ekspresi kepada para pelaku dan penggiat seni di Jawa Tengah, guna mendorong tumbuhnya inovasi, kreativitas dan produktifitas di bidang seni pertunjukan dan kesenirupaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya