SOLOPOS.COM - Ilustrasi perumahan (Rachman/JIBI/Bisnis)

Perumahan Jogja untuk rumah berpagar lebih mahal.

Harianjogja.com, JOGJA — Konsep perumahan gated community atau komunitas masyarakat berpagar diterapkan para pengembang Jogja sejak 1993. Konsep ini menawarkan kompleks hunian yang dikelilingi pagar tembok dan hanya menyediakan satu akses pintu masuk. Konsep ini juga dikenal dengan one gate system.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur perusahaan pengembang perumahan PT Arofa Fajriyanto, yang juga dosen mata kuliah Perencanaan Kota dan Perumahan Universitas Islam Indonesia (UII) mengatakan gated community awalnya datang dari Amerika, konsep tersebut untuk membedakan perumahan penduduk kulit putih dengan kulit hitam.

Ekspedisi Mudik 2024

Seiring berjalannya waktu, konsep tersebut diikuti negara lain yang tidak hanya memisahkan secara rasial tetapi berdasarkan kelas ekonomi, hal ini terlihat dari adanya kawasan perumahan elit dan perumahan menengah. Ada pula yang berdiri berdasarkan perusahaan seperti perumahan Pertamina dan ada pula berbasis agama.

“Ada aspek keamanan dari gated community ini, karena ada satpam dan fasilitas publik hanya untuk masyarakat berpagar itu,” kata Fajriyanto dihubungi Harianjogja.com, Senin (28/11/2016).

Ia mengatakan, sebelum tahun 1990, banyak pengembang di Jogja yang membangun perumahan dengan sistem open atau tanpa pagar sehingga membuat fasilitas publik seperti masjid, ruang olahraga, dan taman bermain bisa diakses masyarakat dari luar. Hal ini terjadi di perumahan Nogotirto, Gamping.

Dengan konsep gated community ini membuat fasilitas umum di dalam perumahan hanya diperuntukkan bagi penghuni perumahan tersebut. Meski demikian, tetap ada perumahan yang mempertahankan konsep open agar dapat menjalin relasi dengan warga sekitar, seperti Perumahan Minomartani.

“Masyarakat masih menganut filosofi Jawa pagar mangkuk itu lebih kuat daripada pagar tembok. Pagar mangkuk diartikan berbagi rejeki,” kata Fajriyanto.

Keuntungan gated community tidak sekedar aspek keamanan yang lebih terjamin serta fasilitas publik yang eksklusif, tetapi juga keuntungan finansial yang diterima pengembang. Fajriyanto mengatakan, penggunaan konsep ini menjadi strategi pengembang untuk memasang harga unit rumah lebih tinggi.
“Dengan adanya berpagar, pengembang menjamin security 24 jam sehingga harga jual mereka tinggi. Kalau open, harga jual bisa rendah karena tidak ada jaminan keamanan,” tuturnya.

Hal tersebut diamini Sales Executive Buminaya Realty, Pandu Yudha Sanjaya di mana penggunaan konsep gated community atau one gate system memungkinkan pengembang untuk memasang harga lebih tinggi. Menurutnya hampir semua perumahan menggunakan konsep itu untuk memudahkan pengawasan.

“Kalau pintu masuk dan keluar banyak, otomatis butuh security yang banyak untuk pengawasan,” katanya.

Perumahan Kirana Garden Residence yang merupakan produk pertama PT Bumi Purnama Raya atau Buminaya Realty di Jogja pun juga menerapkan konsep itu demi aspek keamanan dan kenyamanan penghuni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya