SOLOPOS.COM - Anggota TNI AU menyajikan pertunjukan wayang kulit dalam pemecahan rekor Muri di di Lapangan Dirgantara, Lanud Adi Soemarmo, Colomadu, Karanganyar, Jumat (21/7/2017) malam. (Iskandar/JIBI/Solopos)

Pertunjukan wayang kulit oleh prajurit TNI AU dicatat di rekor Muri.

Solopos.com, KARANGANYAR — Lanud Adi Soemarmo, Colomadu, Karanganyar, Jumat (21/7/2017) malam, mencatatkan rekor pada Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Hal itu terjadi setelah puluhan prajurit TNI Angkatan Udara (AU) berhasil mementaskan wayang kulit dengan personel utuh.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Artinya personel pengrawit, sinden dan dalang semuanya merupakan prajurit TNI AU.

“Kami memainkan wayang dalam satu kesatuan yang seluruh personelnya TNI AU berasal dari Sabang sampai Merauke,” ujar Danlanud Adi Soemarmo, Kolonel (Pnb.) M. Tonny Harjono, ketika ditemui wartawan di Lapangan Dirgantara Adi Soemarmo Jumat malam.

Menurut dia mereka prajurit AU yang sedang melaksanakan sekolah di Lanud Adi Soemarmo. Mereka dinilai mempunyai bakat atau talenta dibidang seni sehingga dijadikan satu.

Senior Manajer Muri, Awan Rahargo (kanan), menyerahkan sertifikat Muri kepada Letkol (Pnb.) Urip Widodo seusai mendalang di Lapangan Dirgantara, Lanud Adi Soemarmo, Colomadu, Karanganyar, Jumat (21/7/2017) malam. (Iskandar/JIBI/Solopos)

Senior Manajer Muri, Awan Rahargo (kanan), menyerahkan sertifikat Muri kepada Letkol (Pnb.) Urip Widodo seusai mendalang di Lapangan Dirgantara, Lanud Adi Soemarmo, Colomadu, Karanganyar, Jumat (21/7/2017) malam. (Iskandar/JIBI/Solopos)

Tonny menjelaskan wayang kulit ini digelar dalam rangka Hari Bakti ke-70 AU yang jatuh pada 29 Juli. Tapi rangkaian kegiatan ini sudah dimulai sejak pekan lalu dengan kegiatan donor darah, wayangan, bakti sosial, anjang sana ke panti asuhan untuk memberi tali asih dan sebagainya.

Sementara itu Komandan Skadron 401 Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Lanud Adi Soemarmo, Letkol (Pnb.) Urip Widodo sebagai dalang mengatakan kegiatan ini merupakan pemecahan rekor Muri kategori unik. Sebab tidak semua orang di lingkungan TNI/Polri bisa melakukan hal seperti ini bahkan di lingkungan sipil pun belum tentu bisa.

“Sebab ini satu kesatuan utuh, tidak mecomot sana-sini. Dan semua yang melakukan adalah anggota TNI AU dari berbagai daerah yang tugas pokoknya sebagai TNI AU atau militer.”

Tapi di sela-sela waktu terbatas dalam kurun waktu 1,6 bulan, ungkap dia, mereka sudah bisa mengiringi Urip mendalang dengan menabuh gamelan dan nyinden dengan baik.

Dia menjelaskan sebenarnya, para prajurit ini tidak ada persiapan khusus yang fokus. Sebab keberadaan para prajurit di Adi Soemarmo ini untuk belajar teori kemiliteran, fisik, ketangkasan dan sebagainya.

Rata-rata durasi latihan berkisar satu jam sampai 1,5 jam dan dalam satu pekan berlatih dua kali sampai tiga kali. Secara keseluruhan mereka berlatih bareng secara kompelet tidak sampai 10 kali. Karena itu Urip yang berasal dari Jakarta ini mengaku sempat khawatir ketika ditunggui Muri akan gagal.

“Memang sempat ada rasa ragu-ragu. Sedangkan lakon pergelaran wayang kulit ini adalah Sang Gatotkaca. Lakon ini dipilih karena identik dengan kami sebagai AU dan AU itu identik ksatria yang bisa terbang dan pantang menyerah. Gatotkaca adalah ksatria pengawal di dirgantara,” ujar dia.

Sementara itu perwakilan Muri yang diwakili Senior Manajer Muri, Awan Rahargo, mengatakan rekor dunia Indonesia para prajurit ini tercatat pada nomor urut 8.002. Dia menjelaskan rekor dunia ini diberikan antara lain karena keunikannya.

Pergelaran wayang kulit dengan pengrawit, sinden, dan dalang dari militer sebagai kesatuan utuh dinilai baru kali ini ditemui. Karena itu pihaknya mencatat peristiwa ini ke dalam museum Rekor Dunia Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya