SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo(Espos)–Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Solo mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) setempat mendirikan kantor sekretariat sebagai bentuk akomodasi terhadap kepentingan organisasi ini.

Ketua DPD Pertuni, Sukiman kepada Espos, akhir pekan lalu mengatakan akibat tidak adanya kantor sekretariat, selama ini pihaknya kesulitan mencari lokasi yang tepat untuk menggelar rapat koordinasi setiap bulan. Biasanya, para anggota ini menggelar rapat koordinasi dengan cara meminjam rumah salah seorang warga.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Pertuni di Kota Solo sudah berdiri sejak 15 tahun lalu. Sekarang anggotanya berjumlah sekitar 50 orang.  Selama itu pula, rapat koordinasi setiap bulan selalu digelar di rumah warga dengan keterbatasan yang ada,” terang Sukiman saat ditemui sebelum Musyawarah Cabang (Muscab) DPD Pertuni Kota Solo ke IV di Pajang, Laweyan, Solo.

Sebenarnya, Pertuni sudah dua kali melayangkan surat kepada Pemkot Solo untuk mengakomodasi berdirinya sebuah kantor sekretariat. Permintaan pertama dilayangkan kepada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) pada tahun 2005 silam. Sementara permintaan kedua dilayangkan kepada Walikota Solo, Joko Widodo ditahun 2007 lalu. “Dulu Pemkot pernah mengatakan akan memfasilitasi kantor itu. Namun hingga kini, Pemkot belum juga mewujudkannya,” urai Sukiman.

Dalam hal ini, Sukiman menilai, Pemkot Solo telah mengabaikan amanat Perda No 2/2008 tentang Kesetaraan Defabel. Menurutnya, sesuai dengan amanat Perda tersebut, setiap kepentingan defabel mestinya bisa diakomodasi oleh Pemkot Solo. “Pertuni merupakan bagian elemen yang ikut merumuskan isi Perda tersebut sebelum dibahas di rapat Pansus dua tahun lalu. Kami menyayangkan kalau sampai Pemkot mengabaikan Perda itu,” tegas Sukiman.

Di sisi lain, Sekretaris DPD Pertuni Provinsi Jawa Tengah, Indra Kurniawan meminta semua anggota Pertuni memiliki kemandirian kuat dalam menghadapi tantangan zaman. Menurutnya, keterbatasan fisik bukan menjadi alasan untuk mencapai kesejahteraan hidup. “Sekarang kaum tunatentra sudah tidak asing dengan komputer dan internet. Kemajuan teknologi juga dapat dirasakan manfaatnya bagi tunanetra,” papar Indra.

mkd

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya