SOLOPOS.COM - Suasana di serambi Masjid Sheikh Zayed sebelum Salat Jumat perdana berlangsung, Jumat (3/3/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati).

Solopos.com, SOLO — Pertumbuhan pariwisata di Solo yang juga diharapkan berdampak pada perbaikan ekonomi kota dipuji sejumlah pihak.

Pariwisata juga disebut vital dikembangkan di Solo karena Solo miskin sumber daya alam (SDA). Pembangunan pariwisata dianggap bisa menumbuhkan ekonomi dengan cepat terutama di era otonomi daerah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, pembangunan pariwisata di Solo diminta tetap memperhatikan sektor akar rumput dan kearifan lokal agar identitas Kota Solo tidak hilang.

Terlebih, pembangunan destinasi wisata baru juga bisa menimbulkan permasalahan baru jika tidak disiapkan jangka panjangnya dengan baik.

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satu masalah yang dikhawatirkan yakni adanya gentrifikasi hingga membuat masyarakat tak mampu menjangkau pertumbuhan ekonomi kota.

Misalnya kian mahalnya tanah di Solo sehingga warga lokal dengan upah rendah tak mampu membeli.

“Pembangunan pariwisata Solo dilakukan secara masif, tapi saya lihat memang tergesa-gesa tanpa perencanaan yang memerhatikan keinginan masyarakat. Hal ini kaitannya dengan isu gentrifikasi, yang menyebabkan masyarakat Solo sulit menjangkau pertumbuhan ekonomi Solo. Sebenarnya masalah ini sudah tampak secara kasat mata,” jelas Dosen Sosiologi Fisip UNS, Siti Zunariyah saat dihubungi Solopos.com via sambungan telepon, Jumat (2/6/2023).

Zunariyah mencontohkan pembangunan hotel Sala View yang sempat menggusur warga lokal Solo merupakan bentuk gentrifikasi.

Menurut Zunariyah, pembangunan pariwisata yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat dan berasal dari kearifan lokal akan lebih bertahan lama dibandingkan dengan simbol wisata baru yang bukan berasal dari aktivitas masyarakat sepenuhnya.

Serta, pertumbuhan pariwisata akar rumput juga berasal dari kreativitas masyarakat sehingga ada partisipasi masyarakat di dalamnya.

Salah satu objek wisata baru di Solo adalah Masjid Sheikh Zayyed yang menurutnya membawa simbol berbeda dengan kearifan lokal masyarakat Solo.

Meski begitu, Zunariyah mengapresiasi langkah pemerintah untuk membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di setiap kampung di Solo.

Menurutnya, Pokdarwis bisa menjadi sarana masyarakat Solo mendapatkan porsi ekonomi pariwisata sama besarnya dengan elit pemerintah dan pejabat lainnya.

Zunariyah menambahkan keberadaan Pokdarwis bisa mengurangi kesenjangan struktural akibat pembangunan pariwisata.

Masjid Sheikh Zayyed sendiri sukses menjadi magnet dan meningkatkan masyarakat dari luar Solo ke Solo.

Direktur Operasional Masjid Sheikh Zayyed Solo, Munajat, mengatakan ada peningkatan kunjungan ke Masjid Sheikh Zayyed saat long weekend dan musim haji.

“Meningkat, fluktuatif 50-100% saat long weekend ini,” papar Munajat saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Pantauan Solopos.com, kunjungan ke Masjid Sheikh Zayyed pada Jumat terbilang ramai. Lalu lintas menuju masjid macet terutama di simpang empat Pasar Ngemplak.

Banyak pengunjung datang dari luar kota, salah satunya dari Demak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya