SOLOPOS.COM - ilustrasi pertanian (JIBI/Harian Jogja/dok)

Pertumbuhan ekonomi mengenai nilai tukar petani

Harianjogja.com, JOGJA — Nilai tukar petani subsektor tanaman pangan (NTPP) mengalami kenaikan indeks sebesar 0,04%. Kenaikan tersebut disebabkan kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,62%, lebih besar dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,58%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang Staf Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Arjuliwondo mengatakan, kenaikan indeks yang terjadi pada indeks yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga subkelompok palawija sebesar 2,32% meskipun sebenarnya subkelompok padi turun 0,99%.
“Komoditas yang menyebabkan naiknya indeks yang diterima petani pada subsektor ini terutama karena naiknya harga komoditi ketela pohon, jagung, kacang kedelai, dan kacang tanah,” kata Wondo, belum lama ini.

Ekspedisi Mudik 2024

Nilai tukar petani (NTP) sendiri merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (IT) dengan indeks harga yang dibayar petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga.

Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, kata Wondo, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasikan dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya, atau kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan petani. “Semakin tingi nilai NTP, relatif kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani,” jelasnya.

Secara umum, kata Wondo, berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di DIY pada Desember 2016, NTP keseluruhan di DIY mengalami penurunan indeks sebesar 0,80% dibanding NTP November 2016 yaitu 104,23% menjadi 103,40%. Kondisi tersebut disebabkan turunnya indeks harga produk pertanian yang diterima petani, sebaliknya harga indeks barang dan jasa yang yang dibayar petani naik.

Penurunan indeks NTP terjadi untuk semua subsektor kecuali subsektor tanaman pangan. Subsektor holtikultura turun 2,10%, peternakan turun 0,67%, tanaman perkebunan rakyat turun 0,61%, dan perikanan turun 0,14%. Sementara tanaman pangan mengalami kenaikan 0,04%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya