SOLOPOS.COM - Bangku taman di Pedestrian Malioboro depan Gedung DPRD DIY menarik wisatawan untuk berswa foto di momen libur panjang Maulud Nabi, Senin (12/12/2016). (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Pertumbuhan ekonomi DIY pada 2017 diperkirakan mencapai 5,0%-5,4%

Harianjogja.com, JOGJA–Kantor Pewakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY memproyeksikan pertumbuhan ekonomi DIY pada 2017 akan mencapai 5,0%-5,4%, dengan struktur perekonomian yang lebih banyak ditopang permintaan domestik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala KPw BI DIY Arief Budi Santoso mengatakan, searah dengan prospek ekonomi nasional, KPw BI DIY juga optimis pertumbuhan ekonomi DIY ke depan akan lebih baik ditopang oleh peningkatan permintaan domestik.

“Akselerasi konsumsi rumah tangga seiring dengan perbaikan daya beli masyarakat pasca kenaikan UMK 2017 dan pembayaran ganti untung bandara baru di Kulonprogo akan mendorong kinerja konsumsi dan investasi,” ujar dia beberapa waktu lalu.

Dari sisi sektoral, pariwisata masih akan tumbuh seiring dengan membaiknya ekonomi domestik, mengingat karakteristik kunjungan wisatawan ke DIY yang masih didominasi oleh wisatawan domestik.

Dengan hal tersebut KPw BI DIY yakin ekonomi 2017 mampu tumbuh lebih tinggi dikisaran 5,0%- 5,4%. Selanjutnya BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi DIY pada periode  2018-2021 juga akan berada dalam lintasan yang meningkat, di atas pertumbuhan nasional pada tahun 2021 di kisaran 5,9%-6,3% dengan ditopang inflasi yang rendah.

Untuk mencapai perkiraan tersebut, optimalisasi seluruh potensi ekonomi perlu dilakukan. Tumpuan ekonomi DIY pada sektor pariwisata harus  lebih  dikembangkan. Selesainya pembangunan  Bandara  baru Kulonprogo dan optimalisai  pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat DIY perlu mendapat perhatian bersama.

“Untuk itu, dalam kesempatan ini kami semua mengharapkan arahan dari Gubernur DIY terkait dengan potensi bandara Kulonprogo untuk mengakselerasi perekonomian  dan kesejahteraan masyarakat DIY,” papar dia.

Secara nasional, pada 2017, diyakini sektor swasta yang kembali bergairah di tengah masih lemahnya perekonomian global akan menjadi penentu bagi pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat.

Sementara itu, inflasi akan berada dalam kisaran targetnya sebesar 4,0±1% pada 2017, sejalan dengan komitmen Bank Indonesia mengarahkan inflasi sesuai dengan sasarannya.

Dengan prospek perekonomian tersebut, BI memperkirakan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada 2017 dalam kisaran 9-11%, kredit dan pembiayaan perbankan dalam kisaran 10-12%. Sementara itu, defisit transaksi berjalan diperkirakan sedikit meningkat sejalan dengan intensifnya proyek- proyek infrastruktur, namun tetap pada level yang sehat di bawah 3%.

Dengan resiliensi yang lebih kuat, perekonomian 2017 akan menjadi titik balik pertumbuhan ekonomi yang lebih kokoh. lmplementasi reformasi struktural akan menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang semakin solid pada jangka menengah. Reformasi struktural yang berjalan akan meningkatkan produktivitas sehingga perekonomian meningkat ke tingkat yang lebih tinggi.

Pertumbuhan yang tinggi dan struktur yang lebih baik tersebut pada gilirannya akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan menghindarkan perekonomian dari middle income trap.

“Kami berkeyakinan sinergi kebijakan dalam mempercepat transformasi ekonomi dapat membawa perekonomian tumbuh lebih sehat, berimbang, dan inklusif, serta berkelanjutan,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya