SOLOPOS.COM - ilustrasi pupuk (JIBI/dok)

Pertanian Wonogiri, serapan pupuk bersubsidi jenis urea di Wonogiri rendah.

Solopos.com, WONOGIRI — Serapan pupuk bersubsidi di Wonogiri dinilai tidak seimbang. Penyerapan urea sangat minim sehingga membuat distributor pupuk waswas.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Distributor pupuk berharap ada kebijakan dari pemerintah. Minimnya penyerapan pupuk khususnya urea dikhawatirkan menimbulkan persoalan bagi distributor.

“Kalau penyerapannya tidak berhasil, tentunya akan ada sanksi dari produsen,” kata salah satu distributor pupuk, Sutardi, saat ditemui wartawan di lingkungan Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Wonogiri, Selasa (11/10/2016).

Menurut distributor untuk wilayah Ngadirojo, Girimarto, dan Sidoharjo tersebut, tahun ini alokasi urea di wilayahnya sebanyak 4.000 ton. Namun, hingga Oktober ini baru terserap sekitar separuhnya.

Dia mengatakan serapan pupuk bersubsidi jenis urea berbanding terbalik dengan phonska. Bahkan, dia mengatakan ada beberapa wilayah yang membutuhkan tambahan alokasi pupuk phonska, seperti Nguntoronadi, Ngadirojo, dan Jatiroto.

Di Nguntoronadi, alokasi awal pupuk phonska sebanyak 653 ton diminta ditambah 150 ton. Di Ngadirojo, dari 1.031 ton minta tambahan 200 ton. Sedangkan di Jatiroto, dari alokasi awal 569 ton, diajukan tambahan 150 ton lagi.

Menurut Sutardi, tidak seimbangnya serapan pupuk tersebut terjadi sejak awal tahun. Dia memperkirakan kondisi itu terjadi hampir di semua wilayah di Wonogiri.

“Pada Jumat nanti [14/10/2016] informasinya akan ada pertemuan antara distributor dan dinas untuk membahas hal ini. Kami berharap ada kebijakan untuk mengatasi hal ini,” kata dia.

Sementara itu, Kepala DPTPH Wonogiri, Safuan, mengatakan distribusi pupuk bersubsidi telah direncanakan sebelumnya dan sudah diusulkan ke pemerintah provinsi. Perencanaan itu telah dikaji dan disesuaikan kebutuhan pupuk di daerah.

Terkait persoalan penyerapan pupuk tersebut dia mengatakan segera menggelar rapat koordinasi dengan para distributor dan koordinator pupuk. “Kami akan melakukan pertemuan untuk membahas hal itu,” kata dia.

Safuan memperkirakan ada pergeseran minat petani terhadap pupuk. Kandungan pupuk phonska dinilai lebih lengkap jika dibandingkan urea. Namun begitu, ia tidak akan mengurangi alokasi urea.

“Kami tidak berani mengurangi sebab nanti jika pada akhir tahun terjadi kekurangan pupuk justru akan bermasalah. Jadi untuk urea akan kami tarik [untuk kebutuhan] November-Desember,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya