SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Komoditas pangan, hasil panen cabai di Cluster Cabai Kismantoro turun hingga lima kali lipat.

Solopos.com, SOLO — Produksi cabai di Cluster Cabai Kismantoro, Wonogiri, turun hingga lima kali lipat. Biasanya dalam situasi normal, cluster tersebut bisa menghasilkan 1-2 ton cabai per pekan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun, saat ini, cluster tersebut hanya menghasilkan 2 kuintal cabai sepekan. Karenanya harga cabai rawit di tingkat petani naik tajam akibat menurunnya produksi karena pengaruh cuaca.

Cabai rawit yang biasanya dijual Rp15.000/kg-Rp25.000/kg naik lebih dari empat kali lipat menjadi Rp85.000/kg-Rp90.000/kg.

Ketua Cluster Cabai Kismantoro, Wonogiri, Suratno, mengungkapkan banyak petani cabai di Kismantoro yang gagal panen. Menurut dia, masing-masing rumah biasanya menanam cabai rawit sehingga dalam sepekan bisa panen 1 ton-2 ton.

Namun, karena curah hujan tinggi, tanaman cabai dirusak hama dan panen tinggal 2 kuintal. “Hasil panen cabai biasanya didistribusikan ke Solo, Tawangmangu, hingga Sumatra. Namun, produksi cabai saat ini turun drastis, permintaan tinggi tapi produksi rendah sehingga membuat harga cabai saat ini terus meningkat,” kata laki-laki yang akrab disapa Ratno ini kepada Solopos.com, Senin (9/1/2017).

Ratno mengatakan produksi cabai keriting cenderung stabil karena perawatan dan budidaya cabai jenis ini cenderung mudah jika dibandingkan cabai rawit. Dia menyebutkan rata-rata produksi cabai keriting sekitar enam kuintal per pekan per petani.

Masih tingginya produksi cabai keriting ini membuat kenaikan harga cenderung normal, yakni dari Rp20.000/kg-Rp25.000/kg menjadi Rp30.000/kg-Rp35.000/kg. “Bekerja sama dengan Bank Indonesia [BI] Solo, berbagai inovasi sudah dilakukan supaya penanaman bisa dilakukan sepanjang tahun, seperti membuat rumah persemaian dan embung. Penjadwalan penanaman pun telah diterapkan. Namun, hal ini belum bisa membendung penurunan produksi cabai rawit saat musim penghujan,” kata dia.

Sementara itu, Gerakan Menanam Cabai di Pekarangan dengan menggandeng Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) se-Soloraya belum berjalan optimal. Lewat gerakan yang dicanangkan 23 Desember 2016 ini, BI Solo menyerahkan 4.400 tanaman cabai untuk Soloraya, yakni 2.000 bibit untuk Solo dan 400 tanaman cabai untuk masing-masing kabupaten di Soloraya.

Salah satu perwakilan PKK Banyuanyar, Woro Tridaryatmi, mengatakan hingga saat ini belum ada pendistribusian tanaman cabai untuk ditanam di pekarangan warga. Menurut dia, biasanya bantuan akan disalurkan melalui rukun tangga (RT) atau rukun warga (RW). Namun, hingga kini dia belum menerima bantuan tanaman cabai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya