SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Solopos/dok)

mPertanian Wonogiri khususnya di Kelurahan Kaliancar mulai kesulitan mendapatkan air untuk irigasi.

Solopos.com, WONOGIRI Para petani di Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri, mulai kesulitan mendapat air untuk mengairi sawah mereka. Petani khawatir mereka bakal gagal panen akibat sawah mereka kering.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Apalagi itu, usia tanaman padi mereka baru dua pekan sehingga potensi gagal panennya lebih besar. Kesulitan air itu terjadi karena stok air di Waduk Krisak yang menjadi sumber irigasi pertanian di wilayah itu semakin menyusut karena hujan sudah semakin jarang turun.

Petani tak bisa lagi mengalirkan air dari waduk itu sesuai kebutuhan. Air dari Waduk Krisak sekarang mulai diatur pengalirannya dengan cara digilir. Air Waduk Krisak dimanfaatkan petani di tiga wilayah yakni Desa Singodutan, Desa Gemantar, dan Kelurahan  Kaliancar.

Salah seorang petani di Desa Kaliancar, Wagimin, mengatakan sejak dua pekan lalu sawah-sawah mulai mengering. “Biasanya air dari saluran irigasi mengalir setiap hari, tetapi sekarang tidak,” ujar Wagimin saat ditemui Solopos.com di sawahnya, Senin (25/5/2015).

Wagimin khawatir tanaman padi di sawahnya yang seluas satu hektare gagal panen. Dia mengatakan tanaman padinya, begitu juga dengan tanaman padi petani lain di Kaliancar, sebagian besar baru berumur 25 hari sampai 30 hari.

Padi pada usia itu masih membutuhkan banyak air. Jika kebutuhan air tidak terpenuhi, besar kemungkinan padi gagal panen.

“Saya terpaksa menggunakan diesel untuk mengalirkan air ke sawah. Selama sepekan saya mengambil air dengan diesel hingga 10 kali. Sekali menggunakan diesel 1 liter solar sehingga secara keseluruhan saya habis dana Rp80.000 dalam sepekan ini,” kata dia.

Dia mengakui menanam padi pada musim kemarau membutuhkan dana lebih dibandingkan menanam padi pada musim hujan. Dia tidak mempersoalkan besaran biaya tanam padi itu asal tidak sampai gagal panen.

Hal senada dikatakan petani lainnya asal Kaliancar, Surojo. Menurut dia, kondisi tanaman padi pada musim kemarau sangat rawan sehingga petani harus mengandalkan diesel untuk memompa air. Kalau tidak ancamannya gagal panen.

“Kami meminta Pemkab turun tangan membantu mengatasi masalah kekeringan di sektor pertanian,” kata dia.

Kepala Bidang Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dispertan TPH), Tri Luwarso, belum menerima laporan tanaman padi yang kekeringan di Wonogiri. Dia meminta petani menghemat air.

“Kami siap membantu petani, jika benar tanaman padi mereka gagal panen akibat kekeringan. Namun, pemberian bantuan itu harus diseleksi dengan ketat,” kata dia.

Dia menambahkan tahun lalu gagal panen akibat kekeringan menimpa petani di 14 kecamatan dari 25 kecamatan di Wonogiri. Dia berharap tahun ini jumlah tanaman padi yang gagal panen berkurang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya