SOLOPOS.COM - ilustrasi pertanian (JIBI/Harian Jogja/dok)

Pertanian Wonogiri mengalami masalah karena terserang walang sangit. Beberapa petani terancam rugi puluhan juta.

Solopos.com, WONOGIRI — Hama walang sangit (Leptocorisa acuta) menyerang sekitar 25 hektare tanaman padi di Desa Singodutan, Selogiri. Akibat serangan hama itu, petani terancam rugi puluhan juta rupiah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang petani warga Lingkungan Brajan, Kelurahan Kaliancar yang memiliki sawah di Singodutan, Magino, mengatakan serangan walang sangit sudah berlangsung selama tiga pekan terakhir. Kemunculan hama itu diketahui petani ketika melihat pertumbuhan biji padi tidak sempurna.

“Normalnya tanaman padi usia 80-90 hari, biji padinya sudah mulai merunduk. Namun, yang terjadi sekarang biji padi masih tegak lurus seperti masih berusia muda,” ujar Magino, ketika ditemui Solopos.com di sawahnya di Singodutan, Kamis (19/3/2015).

Dia mengatakan setelah dicek, tanaman padi jenis Ciherang yang ditanamnya ternyata gabuk alias tidak ada bijinya. Hama walang sangit menyedot cairan dalam biji padi sehingga mengakibatkan padi tidak tumbuh sempurna. Hama itu sering muncul ketika padi masuk fase pengisian bulir padi.

“Tanaman padi yang diserang hama walang sangit itu biasanya hasil panennya tidak maksimal akibat banyak biji padi yang kopong [kosong]. Penurunan hasil panen bisa turun sampai 50%,” kata dia.

Dia telah melakukan segala upaya termasuk memberi obat pembasmi hama pada tanaman padi. Obat yang dipakai adalah insektisida jenis fastac (alfa sipermetrin) dan buldok (betasiflutrin). Namun, usaha itu tidak berhasil dan serangan hama walang sangit semakin mengganas.

“Sudah lima kali saya memberikan obat pada tanaman padi seluas 3.000 meter persegi dengan obat pembasmi walang sangit tetap tidak berhasil. Kalau sudah seperti ini kondisinya kami rugi puluhan juta rupiah,” papar dia.

Menurut Magino, luas tanaman padi di Desa Singodutan yang diserang walang sangit sekitar 25 hektare. Luas lahan yang terserang diprediksi terus bertambah seiring bertambahnya populasi hama itu setiap harinya.

Petani lainnya, Dimun, mengaku tanaman padi di sawahnya tidak hanya diserang hama walang sangit tetapi juga bakteri Xampomonas oryzae. Bakteri tersebut membuat tanaman padi urung tumbuh dan daun padi berubah warna jadi kuning. Padi yang telah terserang bakteri ini tidak menghasilkan bulir padi.

“Kami berharap segera ada penanganan dari dinas terkait supaya MT [musim tanam] I ini tidak sampai gagal panen. Kalau sampai gagal panen, petani rugi,” ujar Dimun, warga Dusun Krisak Wetan, Selogiri, yang juga punya lahan di Singodutan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya