SOLOPOS.COM - Seorang petani di Dusun Bakung, Desa Jeblogan, Kecamatan Karangtengah, merawat tanaman lada, beberapa waktu lalu. (Istimewa/Suyatno)

Pertanian Wonogiri, petani lada di wilayah Karangtengah tahun ini tak bisa menikmati panen.

Solopos.com, WONOGIRI — Petani lada di Dusun Bakung, Desa Jeblogan, Kecamatan Karangtengah, Wonogiri, tak bisa menikmati panen pada tahun ini. Hasil panen mereka menurun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal, menurut Ketua Kelompok Tani Sidomulyo Dusun Bakung Desa Jeblogan, Suyatno, lada menjadi tanaman unggulan di desa tersebut sejak 2015 lalu saat harganya sempat mencapai Rp220.000/kg. Sejak saat itu, warga mulai membudidayakan tanaman lada hingga saat ini ada sekitar 2.000 warga yang berpartisipasi.

Namun, saat ini banyak tanaman lada yang mati dan tidak berbuah. “Hasil panen tahun ini merosot jauh dibandingkan tahun sebelumnya. Banyak tanaman yang mati, sedangkan tanaman yang tidak mati justru tidak berbuah,” kata Suyatno ketika dihubungi Solopos.com, Selasa (26/9/2017).

Dia menyebut tahun ini 75% tanaman lada mati. Dari 25% tanaman lada yang seharusnya panen justru banyak yang tidak berbuah. Dia mencontohkan tanaman lada miliknya yang hanya tersisa 500-an tanaman.

Padahal dia menanam 1.500-an bibit. Dari 500-an tanaman yang masih hidup hanya 50-an tanaman yang berbuah.

“Saya baru saja panen tapi hanya dapat 75 kg. Harga di sini dari petani Rp90.000/kg. Kalau dibandingkan 2015 lalu, sangat jauh selisihnya. Saat itu, saya hanya tanam 250 tanaman hasilnya bisa panen hingga 300 kg dengan harga yang sangat tinggi,” imbuhnya.

Hingga saat ini, dia menyebut petani dan Pemkab Wonogiri belum menemukan solusi untuk mengatasi hal tersebut. Meski banyaknya tanaman lada yang mati sempat menjadi pembahasan utama saat Komisi B DPRD Jawa Tengah melakukan kunjungan kerja ke Wonogiri, akhir Mei lalu.

Dalam kesempatan tersebut, para legislator itu berusaha mencarikan solusi dari masalah tersebut, di antaranya memberikan pelatihan kelompok tani tentang model penanaman yang baik dan cara mengatasi hama jamur dengan menggunakan jamur yang lain.

Menurut Suyatno, harga lada saat ini sangat murah dibanding biaya tanam dan pemupukan. Ketika ditanya Solopos.com, mengenai biaya tanam hingga panen dia enggan menyebutkan nominalnya. “Sudah habis banyak, tetapi saya tidak ingat habis berapa,” imbuhnya.

Sementara itu, seorang pedagang di Pasar Kota Wonogiri, Egi Sugini, mengatakan harga lada di Wonogiri terus merosot dibanding bulan lalu. “Harga lada sekarang Rp90.000/kg. Kalau bulan lalu sempat Rp110.000-115.000/kg. Pernah juga hingga Rp140.000/kg,” bebernya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya