SOLOPOS.COM - ilustrasi panen padi (JIBI/dok)

Pertanian Sukoharjo di musim tanam I mampu memproduksi 135.387 ton.

Solopos.com, SUKOHARJO Produksi padi di Sukoharjo pada musim tanam (MT) I Januari-April mencapai 135.387 ton atau tercapai 36,59 persen dari target produksi tahun ini. Dinas Pertanian (Dispertan) mengklaim tidak ada satu wilayah pun yang puso atau gagal panen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasi Produksi Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dispertan Sukoharjo, Herry Budi Prihananto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat (29/5/2015), menyampaikan panen padi pada MT I memuaskan.

Produksi padi dari luas panen 18.687 hektare (ha) mencapai 135.387 ton. Produksi tersebut naik 19,8 persen dari MT I tahun sebelumnya yang tercatat pada angka 116.302 ton. Hasil tersebut berkontribusi 36,59 persen dalam pencapaian target produksi padi 2015, yakni 370.058 ton.

Ekspedisi Mudik 2024

“Capaian produksi padi MT I bagus. Tidak ada sawah yang puso,” kata Herry.

Dengan capaian tersebut dia optimistis Sukoharjo dapat mencapai target produksi padi tahun ini untuk mendukung swasembada pangan, meski target naik. Pada 2014 target produksi 310.276 ton, pada 2015 menjadi 370.058 ton. Optimismenya bukan tanpa alasan. Pada tahun ini Sukoharjo sudah diberi bantuan berupa kegiatan maupun alat mesin pertanian (alsintan) dari pemerintah pusat.

Bantuan kegiatan seperti pengembangan dan perbaikan jaringan irigasi tersier (PJIT/RJIT) di berbagai wilayah. Bantuan alsintan baik untuk pratanam maupun pascapanen. Alsintan itu meliputi transplanter atau mesin tanam, pompa air, traktor atau mesin olah sawah, power tresher multiguna atau mesin perontok padi, dan combine harvester atau mesin panen.

Pemerintah pusat sedianya memberi bantuan alsintan itu berjumlah 96 unit. Saat ini Pemkab baru menerima 46 unit yang terdiri atas traktor 17 unit, combine harvester 12 unit, pompa air 12 unit, dan power tresher 5 unit.

“Selain itu petani juga mendapat bantuan sarana produksi. Bantuan pupuk dan benih pun pada tahun tetap ada,” imbuh Herry.

Disinggung mengenai prediksi capaian produksi MT berikutnya, dia mengatakan ada harapan produksi meningkat. Kendati demikian Herry mengakui pada MT II biasanya kondisinya lebih sulit lantaran saat ini sudah memasuki musim kemarau. Kalau pun produksi pada MT II sama dengan MT I, Sukoharjo tetap berpeluang besar dapat mencapai target produksi tahun ini.

Ditanya perihal kendala yang dihadapi petani pada MT I, Herry mengklaim petani tidak menemui kendala berarti. Hingga sekarang pihaknya belum menerima laporan tentang adanya hambatan, baik berkenaan dengan pupuk atau kendala teknis lainnya.

“Distribusi pupuk lancar. Pada MT II berikutnya diharapkan juga demikian,” tutup Herry.

Berbeda halnya dengan petani di Desa Jatingarang, Kecamatan Weru, Sukoharjo. Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Jatingarang, Sularjo, mengatakan produksi padi di sebagian wilayah perbatasan Gunungkidul, DIY, kurang memuaskan. Hal ini karena ada lahan yang tercemar limbah batu putih. Pencemaran terjadi terutama saat hujan mengguyur seperti beberapa bulan lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya