SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir (JIBI/Solopos/Dok.)

Pertanian Sragen terdapat ratusan hektare sawahdi Desa Ponowaren, Tawangsari menjadi langganan banjir

Solopos.com, SUKOHARJO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo berjanji mengatasi kesulitan petani Desa Ponowaren, Kecamatan Tawangsari. Pintu air bendung Ponowaren tahun ini dibangun dengan dana APBD Sukoharjo. pembangunan pintu air diharapkan mampu menjadi solusi derita petani Ponowaren yang 11 tahun digenangi air banjir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dana senilai Rp90 juta telah dialokasikan dalam APBD Sukoharjo. pembangunannya diharapkan selesai tahun ini dan di musim penghujan mendatang tak lagi tergenang. Kepala Desa Ponowaren, Supadi ditemui di balaidesa, Sabtu (27/8/2016) menjelaskan, sebelum dirinya menjadi kepala desa sudah ada kesepakatan lima kepala desa tentang bendung Ponowaren.

Salah satu isi kesepakatannya adalah pengaturan air dari bendung menuju lahan persawahan di lima desa tersebut, di antaranya Desa Ponowaren, Grajegan, Kedungjambal dan dua desat terdekat lain.
Supadi bercerita, sejak 11 tahun lalu kondisi bendung tidak berfungsi normal karena setang pengatur pintu air dicuri.

“Akibatnya pelat pintu anjlok menutup saluran. Akibatnya air tertahan dan tergenang menggenani lahan persawahan. Pernah ada upaya untuk menjebol pintu tetapi dampaknya tidak baik. Jika pintu air tidak ada pasokan air lahan sawah desa lain tidak normal,” ujarnya.

Diakuinya, permasalahan itu sudah dilaporkan ke Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya dan disarankan agar pintu air dijebol jika merusak tanaman padi petani.

“Setelah bersabar selama 11 tahun, akhirnya ada anggaran merehab pintu air. Anggaran senilai Rp90 juta akan dialokasikan di APBD Perubahan 2016 ini.”

Lebih lanjut dijelaskannya, selama 11 tahun luas lahan yang selalu tergenang dan rusak akibat banjir sejumlah 120-an hektare. Luasan lahan itu, ujarnya, terbagi di Desa Ponowaren seluas 40 ha dan Desa Grajegan seluas 80-an hektare.

“Belum lahan persawahan di desa lain. Kami berharap setelah ada rehap tahun depan (2017) tak ada lag banjir. Kami juga berharap ada penjagaan secara bergilir atau pengawasan terhadap peralatan pintu air agar tidak dicuri lagi. Pencuri tak berpikir alat yang diambil merugikan orang lain. Pencuri berpikir dirinya mendapatkan barang yang diinginkan,” tegasnya.

Menurutnya, sejak 2005 petaninya selalu merugi jika hujan turun dengan intensitas tinggi.

“Tanaman padi yang sudah tumbuh kelep (terendam) air. Batang menjadi busuk dan tidak panen. Petani yang masih memiliki modal bisa membeli bibit untuk ditanam lagi.”

Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya di acara sosialisasi penerima bantuan Bantuan Stimulan Perumahan Sejahtera (BSPS) meminta DPU segera merealiasai pekerjaan rehab pintu air Bendung Jonggolan, Desa Ponowaren. Bupati mempertanyakan apakah anggaran Rp90 juta masih kurang.

“Kami pernah menerima laporan dan memerintahkan Camat dan Lurah menjebol bangunan yen gawe banjir (jika membuat banjir). Kami juga memberikan alternatif agar dilakukan penyedotan air selama banjir terjadi,” katanya.

Bupati menyatakan akibat mampatnya bendung luas lahan sawah 100-an hektare menjadi korban. “Setelah direhab yen banjir meneh jeleh pirang-pirang (jika banjir lagi bosan bertahun-tahun). Insya Allah demi kebaikan pembangunan berjalan baik dan bisa menyejahterakan petani.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya