SOLOPOS.COM - Kalangan petani mengamati tanggul saluran irigasi Dam Colo Timur yang longsor di kawasan Bumiaji, Kecamatan Gondang, Selasa (12/7/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pertanian Sragen, longsornya dam Colo Timur disebabkan truk pengangkut galian C yang sering lewat.

Solopos.com, SRAGEN–Memasuki musim tanam (MT) III, 3.000 hektare lahan pertanian di Gondang, Sambungmacan dan sebagian di wilayah Kabupaten Ngawi tidak mendapatkan pasokan air dari saluran irigasi Dam Colo Timur.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pasokan air dari Dam Colo Timur mandek karena saluran irigasi yang berhulu di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu tersumbat oleh material longsoran tanggul. Petani menuding longsornya tanggul saluran irigasi itu karena ulah truk dump pengangkut tanah uruk dari lokasi tambang galian C di Desa Bumiaji. Selama ini, truk dump pengangkut tanah itu melewati bagian atas tanggul saluran irigasi.
”Kedua tanggul di kanan dan kiri itu sudah diuruk dengan tanah supaya bisa dilewati truk dump. Namun, dampaknya, tanah yang digunakan untuk menguruk permukaan tanggul itu justru longsor pada pekan lalu. Longsoran tanah itu tentu menyumbat aliran air,” kata Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Saluran Irigasi Dam Colo Timur Desa Sambungmacan Paimin kala ditemui wartawan di Bumiaji, Gondang, Selasa (12/7/2016).

Longsoran tanggul saluran irigasi itu terjadi di tiga titik. Selain mengakibatkan longsor, timbunan tanah di atas tanggul itu juga mengakibatkan volume saluran irigasi berkurang. “Permukaan tanggul itu jadi bertambah lebar sehingga bisa dilintasi truk dump. Namun, sebetulnya mereka telah membuat volume saluran irigasi berkurang,” jelas Paimin.

Paimin mengaku banyak mendapat protes dari rekannya sesama petani. Saat ini, petani membutuhkan banyak pasokan air untuk membajak sawah sebelum memulai MT III. Namun, mandeknya pasokan air dari Dam Colo Timur membuat petani waswas tidak bisa memulai MT III. ”Sebagian petani mengandalkan air dari sumur pantek. Namun, mereka harus mengeluarkan biaya lebih banyak. Untuk kalangan petani kecil ya hanya bisa pasrah,” paparnya.

Pengawas saluran irigasi Tri Hartono mengatakan saluran irigasi dari Dam Colo Timur itu mengairi lahan pertanian seluas 3.000 hektare di Kecamatan Gondang, Sambungmacan dan sebagian Kabupaten Ngawi. Beberapa pekan lalu, pintu air di Dam Colo Timur sudah dibuka. Namun, air dari saluran irigasi itu tidak pernah sampai di kawasan Gondang, Sambungmacan dan sebagian wilayah Ngawi. Tri Hartono berharap keluhan petani itu diperhatikan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawai Solo (BBWSBS). Apabila keluhan petani tidak diperhatikan, dia mengancam akan menggeruduk kantor BBWSBS di Kartasura. “Setiap tahu tentu ada dana pemiliharaan saluran irigasi. Lalu, digunakan untuk apa dana pemeliharaan saluran irigasi itu. Kenyataannya, kondisi saluran irigasi dibiarkan seperti itu,” terang Tri Hartono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya