SOLOPOS.COM - Kondisi salah satu tanggul saluran irigasi Dam Colo Timur di kawasan Turi, Desa Guworejo, Karangmalang, Sragen, yang jebol, Minggu (17/7/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pertanian di Sragen timur terganggu kondisi tanggul saluran irigasi Dam Colo Timur yang jebol di 2 titik.

Solopos.com, SRAGEN — Tanggul saluran irigasi Dam Colo Timur bedah di dua titik di kawasan Turi, Guworejo, Karangmalang, Sragen. Bedahnya tanggul itu mengakibatkan pasokan air ke sekitar 3.000 haktare lahan pertanian di Gondang, Sambungmacan, dan sebagian wilayah Ngawi tersendat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pantauan Solopos.com di lokasi, Minggu (17/7/2016), jebolnya tanggul saluran irigasi Dam Colo Timur itu terjadi di satu titik dengan panjang sekitar 10 meter dan lebar 5 meter. Tanggul ini jebol pada pertengahan Juni lalu, tepatnya saat debit air saluran irigasi Dam Colo Timur meninggi karena guyuran hujan.

Sejumlah pekerja dikerahkan untuk membuat tanggul darurat dari karung berisi pasir dan tanah. “Sebelum Lebaran, sudah ada upaya untuk membuat tanggul darurat dari karung berisi tanah dan pasir. Namun, tanggul darurat tak kuat menahan arus air hingga akhirnya jebol kembali,” terang Pardi, 50, warga setempat kala ditemui Solopos.com di tanggul itu.

Jebolnya tanggul itu membuat pasokan air ke lahan pertanian di kawasan hilir terhambat. Air dari saluran irigasi itu meluber menggenangi pekarangan rumah warga dan mengalir ke sungai terdekat. Bahkan, dua rumah sempat dilanda banjir akibat jebolnya tanggul pada pertengahan Juni lalu.

Jebolnya tanggul juga terjadi di lokasi yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi jebolnya tanggul di titik pertama. Titik kedua ini memiliki panjang sekitar 6 meter dan lebar sekitar 5 meter. Titik jebolnya tanggul itu sudah muncul sejak tiga bulan lalu, namun kondisinya semakin parah sejak debit air meninggi pada pertengahan Juni lalu.

Jebolnya tanggul itu terjadi karena gorong-gorong yang menghubungkan saluran irigasi primer dengan saluran irigasi sekunder menuju area persawahan tersumbat. “Gorong-gorong itu tersumbat material talut yang longsor. Selama longsoran talut itu tidak dibersihkan, jebolnya tanggul itu akan semakin parah,” terang Giman, 60, petani di desa itu.

Staf Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Samsi, membenarkan adanya tanggul jebol di sejumlah titik di Sragen. Dia mengakui jebolnya tanggul itu menghambat pasokan air di lahan pertanian wilayah hilir.

“Sebelum jebolnya tanggul itu diperbaiki, kami memang mematikan aliran air daerah hilir. Kalau dihidupkan, tanggul itu tak bisa diperbaiki. Airnya juga habis terbuang,” jelasnya saat dihubungi melalui telepon belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya