SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Pertanian Sragen, GP3A menengarai ada pencurian air irigasi dan peralatan pintu air di saluran Colo Timur.

Solopos.com, SRAGEN — Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Sragen mengeluhkan banyaknya air dan banyaknya peralatan pintu air di sepanjang Saluran Colo Timur yang dicuri orang tak dikenal. Aksi pencurian itu sangat mengganggu petani karena debit air di saluran Colo Timur jadi berkurang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Keluhan itu disampaikan Ketua GP3A Dan Colo Timur Sragen, Goman, saat diwawancarai Solopos.com via telepon, Selasa (8/8/2017). Goman mengatakan pencurian air itu banyak terjadi di aliran Colo Timur mulai Sukoharjo hingga Sragen. Goman menyampaikan pencurian itu dilakukan menggunakan pipa pralon dengan melubangi tanggul Colo Timur.

“Beberapa petani Sragen ada yang seperti itu langsung diputus pipanya. Sebenarnya setiap petani sudah mendapat jatah giliran untuk pengairan air dari saluran Colo Timur tetapi banyak yang menyerobot. Di samping itu, banyak peralatan pintu air Colo Timur yang rusak karena dicuri orang,” kata Goman.

Pencurian peralatan pintu air di wilayah Sragen, kata dia, terjadi di tiga lokasi, yakni di Krebet Masaran, Bulu Masaran, dan Kalibening, Karangmalang. Goman sudah melaporkan dugaan pencurian peralatan pintu air itu ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) tetapi sampai sekarang belum ditindaklanjuti.

Selain permasalahan tersebut, Goman pun mendapat laporan tentang tanggul Colo Timur di wilayah Celep, Gondang, sepanjang 50 meter jebol. Jebolnya tanggul itu sempat mengganggu aliran irigasi 100 hektare tanaman padi tetapi kini tanggul itu sudah diperbaiki dan ancaman pun bisa diantisipasi.

“Dam Colo Timur itu mengairi 9.700 hektare tanaman padi mulai dari Masaran, Sidoharjo, Sragen, Karangmalang, Ngrampal, Gondang, dan Sambungmacan. Hari ini jatah irigasi di wilayah Desa Toyoga, Sambungmacan. Tanaman di Toyoga sudah dua bulan umurnya. Ada yang baru sebulan dan ada yang baru selesai tanam. Secara umum tanaman padi di 9.700 hektare itu masih bisa dialiri dengan sistem bergilir,” ujarnya.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen, Suratno, menyampaikan tidak semua lahan pertanian mendapat suplai air dari Dam Colo. Dia menyebut wilayah Gondang hanya sebagian kecil yang mendapat air dari Colo Timur.

Kendati mendapat aliran dari Waduk Gajah Mungkur (WGM), aliran di saluran Colo Timur sebenarnya tidak mencukupi kebutuhan air bagi petani. “Kemarin sudah ada hujan di wilayah Ngawi tetapi hanya gerimis di Sragen. Harapannya hujan deras itu bisa membantu petani dalam memenuhi kebutuhan air. Masalah debit air itu sebenarnya tinggal kebijakan pemerintah yang berpihak kepada petani. Adanya Waduk Gondang di Karanganyar mungkin jadi tambahan debit air untuk Sragen,” tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya