SOLOPOS.COM - Saluran irigasi di Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, mengering setelah pasokan air dari Waduk Gembong mandek, Jumat (29/5/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pertanian Sragen terkendala sulitnya pengairan karena air di Waduk Gembong menyusut.

Solopos.com, SRAGEN — Para petani di Karangmalang, Sragen, resah, lantaran pasokan air dari Waduk Gembong di Desa Saradan, Karangmalang, mandek dalam dua pekan terakhir.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pantauan , Jumat (29/5/2015), genangan air di Waduk Gembong masih tersisa di bagian tengah. Namun, sisa genangan air itu tidak bisa dialirkan ke saluran irigasi.

Ekspedisi Mudik 2024

Akibatnya, beberapa saluran irigasi sudah mengering karena tidak mendapat pasokan air dari Waduk Gembong. Salah satu saluran irigasi yang kering itu berada tak jauh dari Objek Wisata Ndayu Park.

“Sekarang biji tanaman padi sudah keluar. Pada akhir Juni hingga awal Juli nanti, kemungkinan tanaman padi sudah bisa dipanen. Tapi, tidak adanya pasokan air membuat kami waswas,” terang Pardi, 35, petani asal Saradan saat ditemui di sawahnya.

Pardi menjelaskan hujan sudah tidak turun selama sebulan terakhir. Kondisi itu membuat air di Waduk Gembong menyusut.

Padahal waduk terkecil di Sragen yang dibangun pada 1968 itu digunakan untuk mengairi lahan pertanian seluas 250 hektare.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Subagiyono, menjamin pasokan air kepada lahan petani akan aman hingga akhir musim tanam (MT) II.

“Biasanya pada MT II itu petani masih bisa panen meski mereka sempat kesulitan mendapatkan pasokan air,” terang Subagiyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya