SOLOPOS.COM - Jasa Traktor Pertanian (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Pertanian Sleman mengalami kekurangan penyuluh pertanian

Harianjogja.com, SLEMAN- Peningkatan kualitas hasil pertanian harus didukung dengan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang memadai pula. Sayangnya, penyuluh pertanian dari golongan PNS terus berkurang.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Sleman Widi Sutikno mengatakan, saat ini jumlah penyuluh pertanian sebanyak 65 orang sementara jumlah desa di Sleman sebanyak 86 desa.

Adapun jumlah penyuluh perikanan 16 orang, dan tenaga bantu penyuluh yang dikontrak melalui dana APBN sebanyak 53 orang. Kondisi tersebut masih jauh dari kata ideal.

Kondisi tersebut menjadi salah satu kendala untuk meningkAtkan produktifitas hasil pertanian. Terutama di beberapa daerah yang mengandalkan pendapatannya dari sektor pertanian.

“Kondisi penyuluh pertanian, perikanan dan lainnya di Sleman saat ini kurang memadai. Padahal, untuk memajukan pertanian di suatu daerah, idealnya satu desa memiliki satu penyuluh,” kata Widi, Senin (27/2/2017).

Untuk lebih mengoptimalkan dan meningkatkan kembali hasil pertanian, pihaknya saat ini merekrut Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) dari berbagai wilayah di Sleman. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/11/2008 tentang pedoman pembinaan penyuluh pertanian swadaya dan penyuluh pertanian swasta.

Menurut Widi saat ini tercatat sebanyak 159 orang Penyuluh Pertanian Swadaya dengan rincian PPS pertanian sebanyak 15 orang, perikanan 19 orang, peternakan 19 orang, perkebunan 6 orang, tanaman pangan dan hortikultura 100 orang. Para PPS tersebut bersinergi dengan Penyuluh Pertanian PNS dari.

“Kami terus membuka kesempatan kepada calon-calon penyuluh untuk bergabung menjadi Penyuluh Pertanian Swadaya agar dapat terus berinovasi di bidang pertanian,” ajak Widi.

Dia menambahkan,  para PPS merupakan tokoh-tokoh petani yang maju dan professional di bidang pertaniannya masing-masing. Untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas para penyuluh tersebut pihaknya rutin mengadakan pertemuan bulanan untuk berdiskusi dan sharing pengalaman baru di bidang pertanian.

“Mereka juga membentuk pengurus. Selain pertemuan kami juga memfasilitasi mereka dengan bimtek dan workshop sebagai upaya membentuk training of trainer,” jelas Widi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya