SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanaman cabai warna-warni. (Facebook-Lucky Nurdin)

Dengan menanam mandiri, warga tidak akan dibuat pusing jika harga cabai meroket.

Harianjogja.com, SLEMAN – Untuk menyiasati tingginya harga komoditas cabai, masyarakat didorong untuk menanam sendiri komoditas tersebut di pekarangan rumah. Dengan menanam mandiri, warga tidak akan dibuat pusing jika harga cabai meroket.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Petugas Penyuluh Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Jogja Rahima Kaliky mengatakan, menanam cabai secara mandiri merupakan salah satu solusi yang efektif untuk menekan harga cabai. Terlebih tanaman cabai tergolong mudah untuk dirawat. “Media tanam tidak perlu luas, asalkan ideal untuk tumbuh. Kami mengajak setiap warga menanam minimal tiga tanaman cabai setiap rumah,” katanya di Balai Desa Hargobinangun Pakem, Jumat (10/2/2017).

Dia mengatakan, jika setiap rumah ada tiga tanaman cabai hal itu dipandang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Saat harga cabai meroket seperti ini, warga tentu tidak akan masalah. BPTP sendiri, katanya, membagikan bibit cabai secara serempak. Setiap Kabupaten Kota mendapatkan jatah sekitar 1500 bibit cabai. Sasaran dari program ini adalah petani dan ibu-ibu PKK.

“Keterlibatan ibu-ibu PKK sangat penting di mana mereka memiliki peran penting di masyarakat. Selain menjadi bekal diri sendiri juga dapat contoh bagi lingkungannya,” ujar Rahima.

Pembagian bibit cabai di Sleman diawali di Desa Hargobinangun Pakem. Selain itu juga diberikan media tanam polybag dan pupuk tanaman. Rahima mengatakan, program tersebut tak hanya sekadar pembagian bibit. Peserta juga diberi penyuluhan terakit cara merawat hingga siap panen. Warga juga diajak menggunakan pupuk alami sebagai perawatan. “Dengan begitu, tanaman bisa tumbuh optimal. Warga juga tahu jenis penyakitnya dan cara menanganinya,” ujarnya.

Rahima menjelaskan, tingginya harga cabai saat ini dikarenakan saat ini memasuki musim pancaroba. Pada masa ini, tanaman cabai rentan terserang penyakit. Kondisi tersebut diperparah dengan meluasnya serangan hama dan penyakit di sejumlah daerah penghasil cabai. Akibatnya, pasokan cabai ke pasar terbatas. “Padahal, permintaan pasar untuk cabai tinggi. Itulah yang menyebabkan harganya bisa melambung tinggi,” katanya.

Camat Pakem Siti Wahyu Purwaningsih meminta agar masyarakat proaktif dan mandiri. Program tersebut tidak hanya dilakukan untuk komoditas cabai, tetapi juga untuk komoditas lainnya yang rentan mahal. “Kalau masyarakat mandiri tentu bisa menyiasati naiknya kebutuhan pokok. Tujuannya agar tidak terjadi kepanikan saat terjadi kenaikan harga dan kelangkaan,” kata Siti.

Dia juga berharap, selain menanam warga juga didorong untuk mampu mengembangbiakan tanaman cabai tersebut. Salah satunya, dengan memanfaatkan biji hasil panen perdana tanaman cabai untuk ditanam kembali.
“Setelah panen, warga bisa tetap melanjutkan untuk menanamnya. Jika terus dikembangkan pola seperti ini, maka masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya