SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertanian padi dengan mengandalkan pupuk dan pestisida organik. (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Pertanian Ngawi mengandalkan pupuk organik untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk padi.

Madiunpos.com, NGAWI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur mengandalkan pupuk organik untuk menggenjot produksi padi di persawahan setempat. Dengan memanfaatkan pupuk organik itu, pertanian Ngawi diharapkan menghasilkan padi berkualitas baik tanpa residu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pemakaian pupuk organik tersebut dilakukan oleh sejumlah petani yang tergabung dalam Jaringan Petani Pembuat dan Pemakai Pupuk Organik (JP4O),” kata Dewan Pembina JP4O Kabupaten Ngawi, Budi Sulistyono, Jumat (9/10/2015).

Ia mengatakan pembentukan JP4O dilatarbelakangi ketergantungan terhadap pupuk kimia saat ini yang semakin menjerat petani. Mahalnya harga pupuk dan kebutuhan pupuk kimia yang semakin tinggi, mengakibatkan tanah pertanian Ngawi semakin rusak.

Bebas Residu
Di sisi lain, target ketahanan pangan nasional tidak bisa hanya diperoleh dengan kuantitas produksi, tetapi juga dengan meningkatkan kualitas produksi, yakni dengan menghasilkan beras yang sehat dan bebas residu.

Dengan beras organik yang sehat dan bebas residu, indeks per kapita kebutuhan beras nasional akan turun karena beras sehat atau beras organik mampu membuat rasa kenyang lebih lama. “Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka JP4O memelopori penanaman beras organik di wilayah Kabupaten Ngawi,” ujar Budi Sulistyono kepada wartawan.

7 Ton/Hektare
Sesuai data yang ada, anggota JP4O di Jawa Timur telah mencapai 3.000 gabungan kelompok tani dengan luas lahan pertanian mencapai lebih dari 2.000 hektare.

Di Kabupaten Ngawi, luasan lahan pertanian yang digarap oleh JP4O mencapai 400 hektare. Pertanian dengan pupuk organik di Ngawi itu berada di wilayah Kecamatan Kwadungan dan sejumlah kecamatan lain.

Targetnya, hasil panen lahan pertanian yang digarap dengan pupuk organik mampu mencapai 7 ton padi per hektare.

Swasembada 3 Tahun
Pejabat Bupati Ngawi, Sudjono, mengatakan banyaknya produksi beras organik diharapkan dapat menambah produktivitas padi secara keseluruhan di Kabupaten Ngawi guna mendukung program swasembada pangan yang ditargetkan pemerintah tiga tahun ke depan.

“Produksi padi di Kabupaten Ngawi rata-rata tiap tahunnya mencapai 800.000 ton gabah kering panen (GKP), diharapkan padi organik andil didalamnya,” kata Sudjono.

Kondisi tersebut membuat Ngawi menjadi peringkat kelima daerah lumbung padi di Jawa Timur setelah Jember, Lamongan, Banyuwangi, dan Bojonegoro. Setiap tahun, pertanian Kabupaten Ngawi surplus padi hingga 400.000 ton.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya