SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Petani (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis Indonesia)

Pertanian Madiun, sejumlah petani di Madiun tidak tertarik mengikuti program asuransi tani meskipun disubsidi pemerintah.

Madiunpos.com, MADIUN — Sebagian petani di Kabupaten Madiun mengaku belum tertarik mengikuti program asuransi tani yang digagas pemerintah. Petani menilai program tersebut tidak jelas dan tidak menarik minat petani.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemkab Madiun mengklaim saat ini sudah ada sekitar 1.000 petani yang menjadi peserta asuransi tani tersebut. Untuk jumlah petani di Kabupaten Madiun yaitu sekitar 30.000 orang.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kabupaten Madiun, Triyono Basuki, 50, mengatakan sudah mengetahui program asuransi tani dari Pemkab Madiun. Namun, dirinya mengaku tidak tertarik dengan program asuransi tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain dirinya, banyak petani di Kabupaten Madiun juga kurang tertarik dengan program asuransi itu. Menurut dia, program itu tidak jelas dan terlalu rumit. Apalagi soal hitung-hitungan persentase gagal panen yang akan menerima klaim.

“Saya belum ikut asuransi tani. Hanya sebagian kecil yang ikut program itu. Saya masih bingung kriteria gagal panen itu seperti apa,” jelas dia saat berbincang dengan Madiunpos.com, di Madiun, Jumat (16/3/2018).

Menurut Basuki, sebagian besar petani di Kabupaten Madiun belum tahu soal asuransi tani ini. Sosialisasi yang dilakukan pemerintah selama ini tidak merata. Selain itu, banyak petani yang kurang paham soal prosedur dalam asuransi itu.

Mengenai premi yang digratiskan, kata Basuki, program itu pastinya akan terbatas waktu. Dia mempertanyakan setelah program subsidi premi ini selesai dan nantinya bagaimana nasib petani untuk membayar premi yang mencapai Rp180.000 per bulan.

“Saya sendiri tidak tertarik dengan program ini. Meski dikasih subsidi pun ga tertarik,” terang Basuki.

Bupati Madiun Muhtarom menjelaskan program asuransi tani sudah diberlakukan sejak 2017. Saat ini sudah ada sekitar 1.000 petani yang ikut program ini.

Dia meminta petani tidak perlu bingung untuk pembayaran premi asuransi tersebut. Dari nilai premi yang dibayarkan yaitu Rp180.000/bulan/petani, pemerintah akan memberikan subsidi Rp144.000/bulan/petani. Sedangkan sisanya senilai Rp36.000 akan dibayar oleh Jasindo.

“Petani tidak perlu membayar premi. Karena akan disubsidi pemerintah dan dibantu dengan CS Jasindo,” terang Muhtarom.

Menurut Muhtarom, asuransi tani ini sangat penting karena akan melindungi petani saat terjadi gagal panen. Saat gagal panen, petani akan mendapatkan uang ganti rugi senilai Rp6 juta per hektare.

Mengenai kriteria gagal panen yang dimaksud yaitu kerusakan tanaman padi mencapai 75% dan yang berhasil panen hanya 25%.

Selain asuransi tani, pemerintah juga membuat program asuransi ternak. Untuk asuransi ternak ini premi yang harus dibayarkan yaitu Rp200.000/bulan. Dengan subsidi dari pemerintah senilai Rp160.000/bulan dan petani hanya membayar Rp40.000/bulan. Namun, program asuransi ternak di Kabupaten Madiun ini belum berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya