SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Pertanian Madiun untuk harga jagung pada panen raya musim tanam pertama 2016 mengalami penurunan hingga di bawah HPP.

Madiunpos.com, MADIUN — Kalangan petani jagung di Kabupaten Madiun mengeluhkan harga jual jagung yang turun drastis pada panen raya musim tanam pertama 2016. Saat ini jagung dari petani dihargai Rp2.800/kg, padahal harga jagung sebelum panen raya mencapai Rp3.500/kg.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Petani jagung di Desa Randualas, Kecamatan Kare, Madiun, Sukatman, 53, mengatakan harga jual jagung pada panen raya kali ini jauh dari harga pokok pembelian (HPP) jagung yang ditetapkan pemerintah senilai Rp3.200/kg. Penurunan harga ini terjadi dalam rentang waktu dua pekan terakhir.

Dia mengatakan rendahnya harga jual jagung ini tentu semakin menyengsarakan petani. Ini karena proses perawatan dan panen jagung dianggap lebih sulit dibandingkan padi, tetapi harga jagung justru lebih rendah dari harga padi.

“Kalau panen jagung itu prosesnya sangat berat, karena jagung itu kan benda berat yang berbeda dengan padi. Harganya tidak sesuai lah dengan perjuangan para petani,” kata dia saat berbincang dengan Madiunpos.com di rumahnya, Sabtu (19/3/2016).

Ia menuturkan jagung baru dipanen setelah berusia tiga setengah bulan. Selama masa tanam, pohon jagung pun harus sering diberi obat supaya tidak diserang hama yang bisa merusak tanaman.

Sukatman berharap pemerintah bisa menaikkan harga jagung yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan petani. Dia menganggap selama ini kenaikan harga jual jagung masih jauh dari harapan petani.

“Selama berpuluh-puluh tahun menjadi petani jagung ya tingkat perekonomian saya ya begini-begini saja, tidak ada perkembangan. Bagaimana ekonomi mau berkembang kalau harga panen jagung saja selalu lebih rendah dibandingkan jerih payah petani,” jelas dia.

Petani jagung lain di Desa Kare, Kecamatan Kare, Supardi, mengeluhkan hal serupa. Pada panen raya di masa tanam pertama 2016 ini harga jagung sangat rendah. Dia menganggap harga jual tersebut tidak sebanding dengan modal dan pengorbanan petani dalam menanam jagung.

Supardi mengatakan selama ini menjual jagung ke pengepul yang ada di desanya. Kondisi ini membuat harga jagung selalu ditentukan oleh pasar, padahal harga standar yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp3.200/kg. Tetapi, harga tersebut jarang digunakan para tengkulak saat panen raya seperti sekarang.

Dia berharap pemerintah bisa segera turun untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Supaya petani jagung pun bisa merasakan hasil jerih payah setelah menanam jagung. “Ini balik modal saja sudah beruntung. Harganya sangat rendah Cuma Rp2.800 hingga Rp3.000/kg,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya