SOLOPOS.COM - Petani memperlihatkan pohon cengkih yang terkena hama pembuluh kayu di Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Senin (25/9/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Pertanian Madiun, tanaman cengkih milik warga yang ditanam di lahan seluas 150 ha terserang hama.

Madiunpos.com, MADIUN — Ribuan pohon cengkih di lahan seluas 150 hektare di Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, terserang hama bakteri pembuluh kayu sejak empat tahun lalu hingga berangsur-angsur mati.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Akibatnya kini petani cengkih di desa itu merana. Mereka tak bisa lagi mengandalkan hidup dari hasil panen cengkih.

Kepala Desa Mendak, Nur Cholifah, mengatakan pohon cengkih di Desa Mendak mulai terserang hama sejak empat tahun lalu. Hal itu sangat disayangkan karena panen cengkih sangat membantu kehidupan warga.

Nur menuturkan pohon cengkih di Desa Mendak pada masa jayanya sampai disebut pohon emas karena saat itu harga cengkih kering bisa mencapai Rp200.000 per kilogram. Seorang petani bisa mendapatkan penghasilan Rp200 juta hingga Rp300 juta sekali panen.

“Karena harganya yang tinggi, warga sini sangat bergantung pada tanaman ini. Setiap tahun, petani bisa memanen puluhan kilogram cengkih,” kata dia kepada wartawan, Senin (25/9/2017).

Namun, sejak terserang hama empat tahun lalu, tanaman cengkih itu tak bisa dipanen bahkan mati. Cholifah menduga hama itu berawal dari Kabupaten Ponorogo kemudian merambat ke Desa Mendak yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Ngebel.

Saat ini petani cengkih di desanya hanya mengandalkan hasil panen durian dan manggis. Namun, saat ini dua tanaman tersebut juga hasil panennya kurang memuaskan karena cuaca yang tidak menentu.

Dinas Pertanian sebenarnya telah membantu mengatasi hama yang mematikan pohon cengkih itu. Namun, hama itu tidak bisa dibasmi tanpa mematikan pohonnya.

“Seperti penyakit HIV, hama ini kalau sudah menyerang pohon cengkih tidak ada obatnya. Satu-satunya cara harus dimusnahkan pohonnya lalu dibakar. Setelah itu baru bisa ditanami lagi,” kata Cholifah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya