SOLOPOS.COM - Kelompok Tani Ngudi Makmur, Dusun Ngento Desa Pengasih Kecamatan Pengasih menggelar tradisi wiwitan panen padi di kawasan Bulak Ngento, Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo, Minggu (20/3/2016). Puluhan bregada tampak melakukan kirab sambil membawa berbagai persembahan seperti nasi tumpeng serta berbagai hasil bumi lainnya.(Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Kulonprogo belum sesuai harapan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Hasil panen Kelompok Tani Ngudi Makmur di Dusun Ngento, Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo mengalami peningkatan pada masa tanam (MT) I tahun ini. Meski demikian, pencapaiannya tidak signifikan jika dibandingkan MT I 2015 lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur, Kastono mengatakan, rata-rata hasil panen padi pada MT I 2015 tercatat sebanyak 5,78 hektare (ha). Angka tersebut kemudian diketahui bertambah menjadi 5,8 ton per ha pada MT I 2016.

“Lumayan tetap ada kenaikan,” kata Kastono, usai tradisi wiwitan di bulak Ngento, Minggu (20/3/2016).

Kastono mengungkapkan, serangan hama blast dan wereng sempat menjadi permasalahan yang meresahkan para petani. Kondisi itu bahkan terjadi dua kali, yaitu pada masa penyemaian dan saat usia tanaman padi mencapai dua minggu. Namun, serangan hama bisa teratasi dengan penyemprotan pestisida sehingga tidak meluas.

Kastono lalu memaparkan, Kelompok Tani Ngudi Makmur telah menerima sejumlah program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pengendalian hama maupun peningkatkan produktivitas pertanian. Diantaranya Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) dan Penerapan Penanggulangan Hama Terpadu (PPHT) pada 2014 serta Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) untuk tanaman padi dan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) untuk tanaman jagung di tahun 2015.

Pengetahuan dan wawasan hasil pelatihan dan pendampingan intensif selama dua tahun terakhir itu kemudian diterapkan para petani secara mandiri tahun ini. Mereka juga berupaya menyediakan benih dan pupuk secara swadaya.

“Semuanya swadaya, termasuk agensia hayati untuk mengendalikan OPT [organisme pengganggu tanaman,” ujar Kastono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya