SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja memperbaiki titik kebocoran di embung Bogor yang baru selesai dibangun di Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Rabu (18/11/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Pertanian Kulonprogo berupa pembangunan embung bernilai Rp1,18 Miliar berakhir sia-sia

Harianjogja.com, KULONPROGO—Proyek penggarapan embung Bogor di Dusun Girinyono, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih yang menghabiskan dana Rp1,18 miliar berakhir sia-sia.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Baru selesai dibangun pada 2 November lalu, embung tidak bisa digunakan karena ada bagian yang bocor. Saat hujan deras turun pekan lalu embung padahal sempat terisi penuh. Sekarang, embungnya nyaris kering.

“Air di embung sudah cukup dalam sebelum akhirnya mengering. Tingginya bisa enam meter,” ungkap warga Sendangsari, Pujo Dadi, Rabu (18/11/2015).

Dia pun menyayangkan kebocoran embung itu karena fungsinya penting untuk petani. Setiap musim kemarau petani sulit air sehingga embung membantu pengairan di lahan pertanian Sendangsari.
Embung dibangun di aliran Sungai Bogor yang merupakan anak Sungai Serang. Ukuran luas genangan pada embung itu mencapai 7.000 meter persegi. Debit yang dapat ditampung embung tersebut kurang lebih mencapai 30.000 meter kubik.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Embung Bogor Setiyono Wiryawan memaparkan embung tersebut dibangung mulai 3 Juli lalu dan baru selesai 2 November. Proyek pembangunan tersebut menelan anggaran hingga Rp1,18 miliar dengan waktu 120 hari pengerjaan.

Wawan, sapaan akrabnya, mengatakan embung tersebut masih dalam tahap pemeliharaan dari rekanan. Masih ada waktu enam bulan untuk pemeliharaan. “Sedang dicari tahu penyebabnya [kebocoran],” paparnya.

Kontraktor Pelaksana Suharso menegaskan telah menindaklanjuti adanya kebocoran dengan menambal titik kebocoran. Struktur bangunan tersebut merupakan pasangan dan agar dapat kedap air sehingga bisa ada rongga, maka terjadi rembesan air.

“Air itu keluarnya dari bawah pondasi. Sebenarnya rekanan sudah mengantisipasi dengan menggunakan siklop beton. Memang seharusnya tidak pakai siklop tersebut tapi kami [rekanan] memakainya,” paparnya.

Suharso menegaskan kebocoran masih menjadi tanggung jawab pelaksana pembangunan proyek tersebut. Dirinya berharap pengerjaan perbaikan kebocoran itu dapat cepat diselesaikan. “Nanti saat embung mulai dioperasikan atau digunakan semakin lama akan ada sedimen-sedimen material yang menutup dengan sendirinya,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya