SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tanaman Padi (Dok/JIBI/Solopos)

Pertanian Kulonprogo tahun 2015 lebih baik dari tahun sebelumnya.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Selama 2015, hasil panen padi para petani Kulonprogo meningkat dan berada di atas angka rata-rata produktivitas. Pencapaian ini diharapkan dapat menjadi modal menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah berlaku per 31 Desember 2015.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bumi Rahayu, Bugel, Suprayitno menyatakan jika hasil panen yang memuaskan selama 2015 ini terbantu dengan adanya ketercukupan pupuk. Meski sempat terdengar isu kelangkaan pupuk, menurutnya selama ini pupuk yang diperbantukan oleh pemkab Kulonprogo pada petani lancar dan tepat waktu.

Meski demikian, ia menuturkan jika pemberantasan hama dan penyakit tanaman masih harus jadi perhatian di tahun mendatang. Ia juga menguraikan jika kelompok taninya yang memiliki luas lahan 110 hektar telah berhasil memaksilkan sistem tanam jajar lego secara menyeluruh.

“Tahun ini jajar lego sudah 100%,” jelas Suprayitno, Sabtu (2/1/2016)

Hasil panen yang meningkat juga dialami oleh Gapoktan Bumi Rahayu yang menghasilkan panen sekitar 13 ton per hektar. Dengan produktivitas 11 ton per hetar, jumlah ini meningkat 2 ton per hektar dari angka di tahun sebelumnya.

Baik Untung maupun Suprayitni menyatakan jika para petani sudah terbantu dengan adanya bantuan sarana dan prasarana pemkab Kulonprogo, khususnya dengan adanya petugas pengamat organisme pengganggu tanaman dan regu perlindungan tanaman.

Regu perlindungan tanaman sendiri merupakan sukarelawan berjumlah 30 orang petani yang berada di bawah naungan Dinas Pertanian Kulonprogo. Kelompok ini bertuga smembantu para petani di seluruh area Kulonprogo khususnya melalu gerakan pengedalian pertanaman. Untung yang juga merupakan Ketua Regu Perlindungan Tanaman menyatakan jika kelompoknya rutin datang ke berbagai lahan untuk membantu memecahkan masalah pertanian.

“Nanti Selasa [5/1/2016] juga akan ada bantuan, harapannya agar kita benar-benar bisa swasembada 2017 nanti,” jelas Untung.

Meski merasa panennya sukses, Untung menambahkan jika mendatang para petani harus disadarkan akan adanya era MEA. Hal ini menjadi penting agar hasil panen yang didapat tak hanya bisa mencukup kebutuhan sendiri namun juga layak menjadi komoditi ekspor. Ia juga menambahkan jika kini beberapa kelompok tani sudah mulai melegalkan kelompoknya dalam rangka bersiap menghadapi MEA.

“Banyak kelompok tani sudah mulai berbadan hukum,” jelas Untung.

Selain itu, legalitas yang dimiliki kelompok tani juga akan membantu distribusi bantuan yang diberikan pemerintah agar lebih merata dan transparan. Ia juga memaparkan masih banyak para petani yang belum terdaftar sebagai anggota kelompok tani tertentu namun ikut merasakan bantuan yang diberika pada kelompok tani tersebut.

“Di satu sisi baik, tapi lebih bagus jika semua sudah terdaftar dan jelas,” ucap Untung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya