SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tanaman Padi (Dok/JIBI/Solopos)

Pertanian Klaten, Batan mengembangkan varietas tanaman padi tahan banjir.

Solopos.com, KLATEN–Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bakal mengembangkan varietas tanaman padi tahan banjir. Varietas tanaman padi tersebut mendesak diciptakan lantaran banyaknya daerah di Tanah Air yang tergolong rawan kebanjiran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Deputi Kepala Batan Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir (PTN), Hendig Winarno, mengatakan penelitian tanaman padi tahan banjir itu baru dimulai 2016. Penelitian itu menggandeng Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPTB) di Sukamandi Jabar. Penelitian tanaman padi tahan banjir ini didasari banyaknya daerah di Indonesia yang tergolong rawan terendam air banjir.

“Penelitian ini membutuhkan waktu lumayan lama. Biasanya, penelitian yang kami lakukan [berbasis teknologi nuklir] itu membutuhkan waktu 5-6 tahun. Jadi, hasil penelitian itu baru bisa diketahui paling cepat lima tahun ke depan. Penelitian dengan teknologi nuklir lebih cepat dibandingkan penelitian konvensional [model alami],” kata Hendig Winarno, kepada Solopos.com, Jumat (15/7/2016).

Hendig mengatakan tanaman padi yang diteliti Batan berkisar 30.000 butir benih padi dari berbagai varietas. Benih-benih tersebut disebar di areal khusus berukuran kecil. Petakan tanaman padi yang dijadikan sampel penelitian tersebut juga digenangi air.

“Ini baru tahap awal. Kami menyimulasikan tanaman padi yang sering terendam air hujan. Prosesnya masih panjang. Kalau hasil penelitian sudah menuai hasil positif, akan kami kirim ke tim pelepasan varietas tanaman padi. Selanjutnya, varietas baru itu bisa disebar ke berbagai daerah di Tanah Air yang rawan banjir. Biasanya, benih padi yang siap disebar ke masyarakat itu generasi ke-5,” katanya.

Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Bambang Sujarwo, mengapresiasi penelitian yang dilakukan Batan. Di daerah Klaten termasuk daerah banjir. Hal itu terutama di bantaran Sungai Bengawan Solo dan anak Sungai Bengawan Solo, yakni Sungai Dengkeng. Beberapa kecamatan yang rawan banjir, seperti Bayat, Cawas, Ceper, Gantiwarno, Jogonalan, Kalikotes, Karangdowo, Pedan, Prambanan, dan Trucuk.

“Musibah banjir itu sering kali mengakibatkan kerugian material yang tak sedikit. Kami juga menunggu hasil penelitian Batan itu. Harapan kami, penelitian yang dilakukan Batan segera berhasil dan petani yang hidup di daerah rawan banjir bisa hidup nyaman dengan adanya tanaman padi tahan genangan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya