SOLOPOS.COM - Tri Wahyuni, 45, petani asal Desa Tanjungsari, Kecamatan Manisrenggo, menyiram bibit tanaman tembakau sebelum dipindah ke lahan pertanian, Minggu (4/6/2017).  (Espos/Taufiq Sidik Prakoso)

Kecamatan Manisrenggo merupakan salah satu pusat tembakau rajangan di Klaten.  

Solopos.com, KLATEN — Sekitar 317,4 hektare (ha) lahan pertanian di wilayah Manisrenggo ditanami tembakau musim tanam tahun ini. Jumlah itu lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 529 ha.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kecamatan Manisrenggo merupakan salah satu pusat tembakau rajangan di wilayah Kabupaten Bersinar. Ketua Koalisi Nasional Penyelamat Kretek (KNPK), Aryanta Sigit Suwanta, mengatakan menurunnya hasil panen dipengaruhi faktor cuaca pada tahun lalu berpengaruh pada luas tanam tembakau tahun ini.

Menurunnya hasil panen itu membuat pabrik rokok tak menyerap tembakau yang ditanam petani hingga para petani merugi.  Meski cukup terpengaruh dampak hasil panen tahun lalu, Aryanta optimistis luas tanam tembakau di wilayah Manisrenggo bisa mencapai luas tanam seperti tahun sebelumnya.

“Mudah-mudahan luas tanamnya sama seperti tahun kemarin. Penanamannya dilakukan secara bertahap,” kata pria yang juga Kepala Desa Solodiran, Kecamatan Manisrenggo itu, Selasa (11/7/2017).

Soal penjualan hasil panen tembakau, ia optimistis tahun ini pabrik rokok menyerap tembakau hasil tanam petani lokal. Apalagi, saat ini pemerintah masih membahas regulasi yang salah satunya membatasi penyerapan tembakau impor.

“Soal pabrik nanti tidak beli, saya rasa pabrik berani beli. Karena akan terbit peraturan pemerintah yang salah satu peraturannya pabrik harus menyerap tembakau lokal Indonesia dulu sebelum menyerap tembakau impor. Setelah menyerap tembakau lokal, izin impor baru terbit. PP saat ini masih dalam pembahasan di tingkat panitia khusus,” urai dia.

Ariyanta menuturkan pembatasan impor tembakau tersebut sejak lama didengungkan. Hal itu ditujukan untuk melindungi para petani tembakau lokal. “Pembatasan impor tembakau diperlukan. Kalau tidak ada pembatasan impor tembakau, sebaik apapun petani tembakau lokal pasti akan tergusur petani tembakau negara lain yang sudah menerapkan sistem modern,” ungkap dia.

Salah satu petani tembakau asal Desa Solodiran, Juned, 35, menuturkan luas tanam tembakau tahun ini diperkirakan berkurang lantaran para petani merugi pada 2016 lalu. Soal prediksi panen tahun ini, ia hanya berspekulasi.

“Tahun ini saya tanam sekitar 3 ha. Justru lebih luas dibandingkan kemarin karena lahan saya banyak yang tidak disewa. Harapannya saat panen nanti semua tembakau petani laku,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya