SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Rachman)

Pertanian Klaten yang terkena dampak penutupan Dam Colo Barat terancam puso.

Solopos.com, KLATEN Sekitar 200 hektare sawah di Kecamatan Cawas terancam puso karena pada awal Oktober 2015 mendatang akan kekurangan air sebagai dampak penutupan Dam Colo Barat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ini umur tanaman padi di sekitar 200 hektare sawah itu kurang lebih satu bulan. Para petani memang mengandalkan irigasi dari aliran Dam Colo Barat. Jika aliran irigasi ini ditutup, para petani tak mendapatkan sumber air irigasi dan tanaman terancam puso.

Camat Cawas, M. Nasir, menjelaskan sebelumnya sudah disosialisasikan rencana penutupan Dam Colo Barat. Sosialisasi ini terutama kepada para petani pemanfaat irigasi dam yang berhulu di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri itu. Salah satu materi sosialisasi adalah menyarankan petani menanam palawija pada kemarau ini.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sebagian petani memang nekat menanam padi. Ada sekitar 200 hektare lahan yang tetap ditanami padi. Saat ini umur tanaman padi sekitar satu bulan. Saat ini pasokan air irigasi ke lahan persawahan masih lancar, tetapi bila aliran dari Dam Colo Barat ditutup pasti kekurangan air. Yang jelas kami sudah menyarankan untuk menanam palawija,” kata Nasir saat ditemui Solopos.com di Alun-Alun Klaten, Minggu (13/9/2015).

Sebagian petani nekat menanam padi pada musim kemarau ini lantaran saat memasuki masa tanam pasokan air masih melimpah. Kondisi tanah yang masih basah membuat petani berpikir ulang saat disarankan menanam palawija, yakni kedelai.

“Sebenarnya ketika mau ditanam kedelai petani juga kesusahan karena lahan masih basah, air masih banyak. Kalau mau menanam padi ada ancaman kekurangan air,” kata Nasir.

Saat ini di Kecamatan Cawas lahan yang ditanami kedelai seluas 1.800 hektare. Total luas lahan persawahan di Cawas, termasuk yang kini ditanami kedelai itu, adalah 2.300 hektare.

Pada akhir September ini para petani diperkirakan mulai memanen kedelai yang mereka tanam. “Ada tanaman kedelai yang diserang ulat, tetapi tidak sampai gagal panen. Setidaknya 80% lahan kedelai bisa panen,” ujar dia.

Kepala Desa Tlingsing, Cawas, Sugeng, menjelaskan di wilayahnya sekitar 100 hektare sawah ditanami padi dan kini berumur 1,5 bulan. Lahan tersebut memanfaatkan irigasi dari Dam Colo Barat. Akhir September ini air sangat dibutuhkan tanaman padi.

”Kebutuhan air yang banyak ini bersamaan dengan penutupan Dam Colo Barat. Kalau dicukupi dengan sumur, kemungkinannya sangat kecil, air sumur rata-rata mongering. Petani berrharap hujan mulai turun sehingga padi yang terlanjur ditanam tidak gagal panen atau puso,” kata Sugeng.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Klaten, Joko Siswanto, menjelaskan penghentian aliran irigasi dari Dam Colo Barat untuk mendukung perbaikan sarana irigasi itu. Penghentian aliran air dilakukan selama sebulan, 1-31 Oktober 2015.

Di Klaten, sekitar 1.833 hektare lahan persawahan di Kecamatan Cawas dan Karangdowo memanfaatkan aliran irigasi dari dam tersebut. Petani telah disarankan menanam palawija karena rencana penutupan Dam Colo Barat telah diproyeksikan jauh hari sebelumnya.

”Kalau ada petani pemanfaat irigasi Dam Colo Barat masih nekat menanam padi, ya itu risiko harus ditanggung sendiri,” kata Joko.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya