SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Pertanian Klaten terjadi gagal panen. Sebanyak 197 hektare selama musim tanam I dipastikan gagal panen.

Solopos.com, KLATEN – Areal pertanian seluas 197 hektare di Klaten dipastikan gagal panen selama Musim Tanam (MT) I, Januari 2015-Maret 2015. Kendati mengalami gagal panen, Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten tetap optimistis mampu mewujudkan target pertanian tahun 2015 yang mencapai 394.800 ton.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com di Dispertan, hasil produksi padi di Klaten selama MT I mencapai  62.688 hektare. Padahal, target tanaman padi di MT I mencapai 62.885 hektare. Terjadinya fenomen gagal panen di Klaten disebabkan beberapa faktor, seperti bencana banjir sebagaimana yang terjadi di Gantiwarno, Cawas, Bayat, Karangdowo; bencana kekeringan, seperti di Karanganom, Juwiring, Gantiwarno, Cawas, Karangnongko; serangan hama seperti di Wonosari, Polanharjo, Juwiring, Karanganom.

Ekspedisi Mudik 2024

“Hasil MT I memang ada lahan yang gagal panen. Itu masih sangat wajar. Nanti di MT II, kami optimistis target produksi padi di Klaten bisa melampui hasil MT I [dari 394.160 ton padi menjadi 394.800 ton padi]. MT II nanti didukung  beberapa faktor, seperti sarana dan prasana alat pertanian, iklim yang menunjang, ketersediaan pupuk,” kata Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura Dispertan Klaten, Joko Siswanto, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya Selasa (19/5/2015).

Pada kesempatan itu, Joko Siswanto menjamin sepanjang MT II tak akan terjadi kelangkaan pupuk. Kebutuan pupuk di beberapa daerah di Klaten sudah dijadwal sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

“Pupuk sudah berlimpah ruah di Klaten. Tidak ada yang namanya kelangkaan. Kalau ada yang menyebut langka, biasanya disebabkan keterlembatan pengiriman. Tapi, hanya terjadi 1-2 hari. Selebihnya, lancar kembali,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Dispertan Klaten, Wahyu Prasetyo, megimbau kepada para petani agar membeli pupuk sesuai RDKK. Seandainya ada kekurangan pupuk di suatu daerah tertentu, dirinya mempersilakan distributor atau pengecer menyetok pupuk tambahan yang diambilkan dari alokasi bulan berikutnya.

“Para petani harus membeli pupuk sesuai RDKK. Kalau tidak berdasarkan itu, otomatis tidak dilayani. Ini harus dipahami petani [ketersediaan pupuk menjadi salah satu hal penting dalam menunjang suksesnya
panen raya di Klaten],” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya