SOLOPOS.COM - Ilustrasi persiapan bibit padi. (JIBI/Solopos/Antara/Umarul Faruq)

Pertanian Karanganyar, sosialisasi penggunaan kartu tani di kalangan petani dinilai belum optimal.

Solopos.com, KARANGANYAR — Sosialisasi penggunaan kartu tani di Kabupaten Karanganyar dinilai belum optimal sehingga memicu kebingungan terkait kegunaan dan mekanisme pemanfaatan kartu tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi tersebut bisa memicu keruwetan saat diberlakukannya ketentuan penggunaan kartu tani untuk mendapatkan sarana produksi padi (saprodi) seperti pupuk, bibit, dan obat-obatan. “Ini banyak pertanyaan dari petani lo, belum semuanya paham,” ujar Wakil Ketua DPRD Karanganyar, Eko Setiyono, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat (30/12/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Politikus Partai Golkar tersebut tidak ingin penggunaan kartu tani justru memperumit petani untuk mendapatkan saprodi. Bila itu terjadi, petani sangat dirugikan karena pola tanam terganggu.

“Sekarang justru petani khawatir sebab bisa memengaruhi pola tanam. Ada potensi terjadinya keruwetan mendapatkan saprodi. Petani bingung karena birokrasinya jadi panjang,” kata dia.

Eko berharap ada sosialisasi secara masif penggunaan kartu tani sebelum benar-benar diterapkan. Apalagi selain kartu tani, petani juga mendapat buku tabungan. “Buku itu untuk apa?” tanya dia.

Eko sendiri mengaku tidak tahu data dari mana yang digunakan sebagai dasar pendistribusian kartu tani. Dia juga tak tahu apakah kartu diberikan untuk pengusaha tani, petani, dan buruh tani.

“Masih banyak tanda tanya terkait penggunaan kartu tani ini. Kondisi itu bermuara pada sosialisasi yang belum intensif. Dinas terkait harus segera mengambil langkah yang diperlukan,” imbuh dia.

Pendapat senada disampaikan Wakil Ketua DPRD Karanganyar, Adhe Eliana, yang juga berstatus petani di Karanganyar. Politikus Partai Gerindra itu menilai sosialisasi kartu tani belum maksimal.

“Di daerah saya [Gumeng, Jenawi] banyak petaninya. Terus terang saja masih banyak dari mereka yang bingung terkait kegunaan, dan teknis penggunaa kartu tersebut,” ujar dia kepada Solopos.com.

Adhe juga mempertanyakan data yang digunakan untuk pendistribusian kartu tani. Sejumlah petani di Daerah Pemilihan (Dapil) II Karanganyar belum mendapatkan kartu tersebut.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Karanganyar, Supramnaryo, beberapa kali dihubungi Solopos.com melalui telepon seluler tak menjawab panggilan. Sedangkan Sekretaris Daerah Karanganyar, Samsi, mengaku belum tahu sejauh mana program kartu tani. Dia menyatakan segera menindaklanjuti kritikan tentang tak maksimalnya sosialisasi kartu tani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya