SOLOPOS.COM - Kondisi areal persawahan yang tercemar limbah ciu yang dibuang ke saluran irigasi pertanian di Desa Karangwuni, Kecamatan Polokarto, Kamis (6/10/2016). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos

Dinas Lingkungan Hidup Karanganyar memastikan lahan pertanian di sekitar PG Tasikmadu aman.

Solopos.com, KARANGANYAR — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karanganyar memastikan lahan pertanian di sekitar Pabrik Gula (PG) Tasikmadu aman ditanami berbagai tanaman pertanian. Limbah hasil penggilingan tebu PG Tasikmadu tak memengaruhi unsur hara tanah pertanian warga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu diungkapkan Kepala DLH Karanganyar, Edy Yusworo, kepada Solopos.com, Rabu (15/11/2017). Perubahan warna tanah dari cokelat tua menjadi hitam di areal pertanian di sekitar PG Tasikmadu berawal dari penumpukan abu selama beberapa tahun silam. (Baca: 50-An Hektare Sawah Kena Limbah, Petani Ngijo Malah Senang)

“Lahan pertanian di sekitar PG Tasikmadu itu akibat dari limbah [PG Tasikmadu]. Tapi itu tak berbahaya alias sudah aman. Areal pertanian di sekitar PG Tasikmadu tetap dapat ditanami aneka tanaman pertanian. Unsur hara, cacing, belut, dan yang lainnya tetap bisa hidup meski tanahnya berwarna hitam,” katanya.

Edy Yusworo mengatakan DLH Karanganyar selalu memantau kondisi limbah di PG Tasikmadu setiap bulannya. Frekuensi pemantauan lebih ditingkatkan lagi sewaktu memasuki musim penggilingan tebu di PG Tasikmadu yang biasanya berlangsung April atau Mei. Pemantauan difokuskan tentang pengelolaan air, pengelolaan udara, dan pengelolaan limbah.

“Hasil komunikasi kami dengan PG Tasikmadu setiap bulannya, pengelolaan limbah di PG Tasikmadu sudah seusai standar. Hasil pengkajian IPAL di sana memang menunjukkan warna biru [baik]. Tak ada yang perlu dikhawatirkan di sana [di PG Tasikmadu terdapat dua Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)]. Perlu diketahui juga, bulan ini tak ada penggilingan di PG Tasikmadu. Artinya, tak ada limbah yang keluar dari sana,” katanya.

Salah seorang peternak bebek di Buran Kecamatan Tasikmadu, Parman, 49, mengatakan tetap mengumbar hewan ternaknya untuk makan cacing dan keong di areal pertanian di sekitar PG Tasikmadu. Parman tak waswas melihat perubahan warna tanah di areal pertanian di sekitar PG Tasikmadu dari cokelat tua ke hitam pekat.

“Tanah di sini banyak abunya. Makanya, warnanya hitam pekat. Saya sudah puluhan tahun angon bebek. Setiap harinya mengumbar bebek-bebek saya di areal pertanian sini [di sekitar PG Tasikmadu]. Cacing dan keongnya masih banyak juga. Apalagi saat pascapanen, damene diambrukke, pertumbuhan cacingnya sangat cepat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya