SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo memberikan kaus dan buku kepada warga dan siswa usai memberikan Kartu kartu Keluarga Sejahtera (KKS) Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) kepada warga dan pelajar saat kunjungan di di Desa Taman Martani Kalasan, Sleman, Senin (4/5). Di Sleman diberikan KKS sebanyak 1.806 keluarga, KIP 1.216 siswa/pelajar, dan KIS 4.415 orang. (Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Pertanian Jombang, pemerintah memprediksi pada Oktober mendatang seluruh petani tebu menggunakan kartu tani.

Madiunpos.com, JOMBANG–Pemerintah memprediksi pada Oktober mendatang seluruh petani tebu menggunakan Kartu Tani sebagai salah satu upaya percepatan kinerja industri gula milik BUMN dan swasembada gula nasional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan sinergi petani dengan penggunaan teknologi Kartu Tani ini diharapkan bisa diterapkan seluruh petani di Indonesia baik petani tebu, pagi hingga jagung. Namun, untuk saat ini yang lebih mudah teroganisasi dan sangat mendesak dilakukan adalah petani tebu.

“Harapannya seluruh petani pakai, dari Bulog juga nanti akan mendata petani bawang merah dan ini mulai kita lakukan pelan-pelan. Namun untuk seluruh petani diharapkan dukungan pemda-pemda yang tahu peta pertaniannya,” jelasnya seusai Soft Launching Kartu Tani, Selasa (30/8/2016).

Dia menjelaskan tujuan Kartu Petani tidak hanya untuk mempermudah petani menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) tetapi juga mengoptimalkan proses tanam di on farm hingga proses produksi gula atau off farm di pabrik gula (PG).

“Dengan Kartu Petani akan jelas petani punya lahan dimana, luasnya berapa dan ini bisa menjadi data base juga bagi pemerintah dan perbankan,” katanya.

Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara), Asmawi Syam, mengatakan selama ini pembiayaan KUR untuk petani tebu sudah dilakukan oleh perbankan. Hanya dengan adanya kartu akan lebih terorganisasi oleh asosiasi petani dan PT Perkebunan Nusantara yang membina para petani.

“Bagi petani, kartu itu juga bisa berfungsi jadi kartu ATM, dan bagi perbankan sangat berguna karena bank punya data base petani yang bisa  ditawari produk-produk keuangan, seperti asuransi, yang ujungnya kartu ini akan meningkatkan inklusi keuangan,” ujar pria yang juga Direktur Utama BRI itu.

Adapun program Kartu Tani ini sudah diuji coba di sejumlah PG milik BUMN, di antaranya PG Ngadirejo, PG Kedawoeng, PG Tjoekir, dan PG Tasikmadu. Peluncuran Kartu Tani ini dimulai dari PG Tjoekir Jombang milik PTPN X, dengan jumlah penerima kartu mencapai 904 petani di PG Tjoekir. Sedangkan total petani tebu di Jombang ada sekitar 2.900 petani.

Sementara jumlah petani tebu secara nasional mencapai 35.187 petani dengan total.luas lahan 87.958 ha. Di Jatim sendiri tercatat ada 32.525 petani dengan luas lahan 72.557 ha.

Direktur Utama PTPN X, Subiyono, menambahkan Kartu Tani ini melibatkan bank-bank BUMN, seperti BRI, Bank Mandiri, dan BNI sehingga semua data terekam dan masuk ke sistem perbankan.

Data tersebut meliputi data petani secara lengkap, mulai dari luas dan lokasi lahan, jadwal panen, penjatahan pupuk, hingga akses pembiayaan perbankan, transaksi pabrik gula, termasuk jumlah rendemen (kadar gula dalam tebu) dan jumlah produksi gula.

“Kartu Tani ini merupakan hasil sinergi BUMN untuk membangun sistem pelayanan kepada petani sekaligus menjadi basis data sektor pertanian,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya